Nababan Di Buku Bersalib Retak
Edisi: 14/18 / Tanggal : 1988-06-04 / Halaman : 77 / Rubrik : AG / Penulis :
AGAKNYA mirip kado ulang tahun ke-55 untuk Dr. S.A.E. Nababan. Seperti direncanakan, pada 24 Mei itu, di halaman muka Sinar Indonesia Baru, Medan, muncul berita Kepemimpinan Ephorus HKBP Dr. S.A.E. Nababan disorot tajam.
Ini gara-gara buku berwarna cokelat berbahasa Batak berjudul Parmaraan di HKBP (Bahaya di Tubuh HKBP). Sampulnya gambar salib merah retak yang terancam ambruk, dengan tambahan tulisan frustrasi: Quo Vadis HKBP. Buku itu lalu diedarkan ke 2.300 gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Indonesia.
Kitab suram itu baru merupakan ponggol parjolo (jilid satu). "Kami menerbitkannya sampai jilid ke-4 hingga pada pelaksanaan Synode Godang atau Muktamar Agung November 1988," ujar Pendeta Togar Tambunan. Dialah penghimpun para pendeta ang mau mendongkel Nababan.
Lain dengan Nababan. Ia malah bahagia merayakan ulang tahunnya di rumahnya di Pearaja, Tarutung, 300 km dari Medan. Padahal, buku itu menuduh dia meniupkan poda (ajaran dan dogma) baru ke dalam gereja, tapi bertentangan dengan HKBP. Misalnya, soal Tim Evangelisasi Nehemla yang dibentuknya di Tapanuli, Oktober tahun lalu (TEMPO, 7 November 1987).
Sasaran evangelisasi itu sakral. Contohnya, tim mengerahkan 60 petugas rohani dari Jakarta untuk membersihkan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…