Perjalanan Kita Masih Panjang

Edisi: 24/18 / Tanggal : 1988-08-13 / Halaman : 26 / Rubrik : NAS / Penulis :


IA termasuk pembicara yang terbilang laris. HMI berkongres, ia diminta memberi sambutan. Kejaksaan menyelenggarakan rapat kerja, ia diminta berbicara. Terakhir, Sabtu pekan lalu, waktu Yayasan Wakaf Paramadina menyelenggarakan seminar sehari, ia juga yang diminta memberi pengarahan.

Menteri Sekretaris Negara Moerdiono, 54 tahun, tampaknya diminati banyak pihak karena pembicaraannya yang jernih, tidak bertele-tele, dan sering ceplas-ceplos. Begitu mulai bicara, ia langsung masuk ke permasalahan. Tidak pakai "kulo nuwun" dan basa-basi yang bermenit-menit. Humornya pun segar.

Menjelang peringatan Hari Proklamasi ke-43 mendatang, pekan lalu Susanto Pudjomartono dari TEMPO menemui Menteri yang juga menjabat Ketua Umum PB Pelti ini. Berikut nukilan wawancara tersebut:

Belum lama ini ada seorang tokoh yang mengatakan, anak muda sekarang tidak lagi tergetar hatinya di Hari Proklamasi 17 Agustus. Bagaimana pendapat Anda?
Kalau buat saya 17 Agustus selalu menggetarkan. Hari Proklamasi selalu membuat orang memikirkan kembali perjalanan bangsa. Dan perjalanan bangsa kita telah cukup jauh. Dari 1908 sampai 1945, dari kebangkitan nasional sampai kita merdeka, diperlukan waktu kurang lebih 37 tahun.
Lalu tahun-tahun revolusi fisik, disusul pergolakan untuk mempertahankan negara kesatuan yang berdasarkan Pancasila. Terus ditambah 25 tahun, sekarang 'kan 1988. Pembangunan 25 tahun jangka panjang pertama selesai kira-kira 1992-1993. Apa artinya ini? Mulai kebangkitan nasional sampai tinggal landas diperlukan waktu hampir satu abad. Ini buat saya menggetarkan betul. Begitu panjang perjalanan yang ditempuh.
Apakah getaran seperti itu dirasakan anak-anak muda ....
Apakah getaran itu buat generasi muda kurang terdengar, saya terus terang tidak tahu. Tapi saya kok kurang yakin. Ini kalal saya ambil sampel secara acak. Saya pernah menanyakan pada para siswa teladan, apa arti 17 Agustus buat mereka. Mereka menjawab Hari Proklamasi itu membuat mereka terharu, mengingat perjuangan para pendahulu kita.
Saya pernah menanyakan pada para pemain tenis kita, seperti Suharyadi dkk. Apa yang kamu rasakan jika mendengar lagu Indonesia Raya? Hati terasa bergetar, jawab mereka. Jadi, saya rasa, secara umum getaran 17 Agustus ini kok masih kuat di antara generasi muda kita.
Menengok kembali perjalanan bangsa kita, hasil terpenting apa yang telah kita capai?
Bahwa bangsa yang beraneka ragam ini bisa bersatu,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?