Menabur Angin, Menuai Badai
Edisi: 29/18 / Tanggal : 1988-09-17 / Halaman : 31 / Rubrik : NAS / Penulis :
MINGGU-minggu ini, mendadak nama Bung Karno disebut-sebut lagi. Benarkah ia Marxis, komunis, dan otak G30-S/PKI? Pertanyaan itu muncul setelah orang membaca buku Siapa Menabur Angin, Akan Menuai Badai susunan Soegiarso Soerojo, 57 tahun, pemimpin umum dan pemimpin redaksi majalah Sarinah Selasa pekan lalu, buku setebal 578 halaman yang dicetak cukup mewah lengkap dengan kulit tebal itu diperkenalkan kepada pers.
Dalam buku seharga Rp 25.000 itu, pensiunan perwira intelijen yang pernah bertugas di Pusat Penerangan AD dengan pangkat terakhir kolonel itu membeberkan pula sejarah PKI, paham Marxisme dan taktik strategi komunis. Lengkap dengan cerita mengenai tiga kali pemberontakan PKI yang gagal: 1926, 1948, 1965. Tapi titik perhatian buku ini ialah dominasi politik PKI di tahun 1960-an, kemudian meletusnya G30-S/PKI dan bukti-bukti penyelewengan Presiden Soekarno yang sekaligus dinilai sebagai dalang G-30-S/ PKI itu sendiri.
Dengan subjudulnya yang provokatif, G30S-PKI Dan Peran Bung Karno, sampul buku ini bergambar Presiden I RI Soekarno, Karl Marx, dan Ketua CC PKI D.N. Aidit. Di situ Soegiarso mengungkap sosok Bung Karno yang "sudah sehati densran PKI": yang melahirkan ajaran marhaenisme sebagai "Marxisme yang diterapkan di Indonesia"; yang mengetahui rencana dan terlibat G-30-S/PKI.
Menurut Soegiarso, G30S adalah kudeta yang dilakukan PKI dengan dukungan dari luar dan dari dalam negeri, di samping dukungan diam-diam dari kepala negara yang kebetulan juga seorang Marxis konsekuen sejak muda. "Kita tidak bisa percaya bahwa Bung Karno, pada hari tuanya bukan mencari ketenteraman hidup, malahan nekat bersama PKI konspirasi Gestapu. Mungkin karena ia yakin, ia akan keluar lagi sebagai pemenang. Yakin bahwa datangnya Sosialisme itu pasti demikian menurut ilmu Marxis," tulisnya.
Untuk itu, Soegiarso mengemukakan banyak bukti, antara lain kutipan dari berbagai dokumen yang disita dari orang-orang PKI. Juga, pengakuan yang diperoleh dari hasil interogasi militer serta dokumen yang diperolehnya dari sumber Bakin. Di samping itu, ia mengutip berbagai laporan dan temuan yang disimpulkan dari sidang-sidang Mahmilub yang mengadili para tokoh PKI serta yang terlibat dalam kup Gerakan 30 September 1965 itu.
Tidak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?