Sri Sultan Pulang, Dan Jadilah ... ; Sang Demokrat, Selamat Jalan

Edisi: 32/18 / Tanggal : 1988-10-08 / Halaman : 22 / Rubrik : NAS / Penulis :


SUARA dari seberang lautan itu terdengar, "Bapak meninggal." Setengah terisak.

Yang berbicara adalah Kanjeng Raden Ayu Nindyokirono. Istri terakhir Sri Sultan Hamengku Buwono IX ini -- yang lebih dikenal luas dalam nama kecilnya, Norma -- sedang mengikuti suaminya dalam perjalanan di AS. Ia menghubungi Jakarta, pagi jam 07.45 WIB itu, dari Washington, D.C.

Yang menerima telepon adalah Meity Minarni, seorang kemanakannya. Meity juga menjadi sekretaris pribadi Sultan, dan ikut tinggal di Jalan Halimun 23, Jakarta. Di rumah sepasang yang bertingkat dua itulah Sultan dan Norma umumnya sehari-hari menghabiskan waktu, kecuali Sabtu dan Minggu yang mereka nikmati di rumah mereka yang baru, di Bogor.

Tak ayal lagi: berita yang disampaikan Ny. Norma pagi itu adalah berita duka bagi keluarga. Juga bagi bangsa Indonesia. Sultan Yogya, salah satu tokoh perjuangan kemerdekaan, bekas wakil presiden, mendadak wafat, di hari Minggu 2 Oktober senja hari.

Tak ada memang yang menduga kematian itu. 14 September, Sri Sultan berangkat dari Jakarta ke Jepang. Ibu Norma, yang akhir-akhir ini selalu berdampingan dengannya, menyertainya. Di Tokyo, lima hari kemudian, mereka berdua bergabung dengan rombongan kesenian yang dipimpin Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto. Tanggal 22 September, Sri Sultan ke kota kuno Kyoto. Esoknya kembali ke Tokyo dan 25 September berangkat ke AS, ke New York.

Mereka yang menyaksikannya sampai beberapa hari sebelum ke AS tak melihat tanda-tanda sakit pada diri Sri Sultan. Pangeran Mangkubumi, putranya yang tertua, yang disebut-sebut akan jadi pengganti Hamengku Buwono IX ini, hadir sebentar bersama ayahandanya di Tokyo, 25 September yang lalu. "Kondisi beliau [waktu itu] tak ada yang perlu dikhawatirkan," katanya. Maka ia mula-mula tak yakin bahwa ayahnya meninggal.

Juga Menteri Negara Kependudukan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?