Setelah Bulan Madu Minyak Berakhir

Edisi: 35/18 / Tanggal : 1988-10-29 / Halaman : 37 / Rubrik : LN / Penulis :

SUASANA Kota Aljir setelah diguncang kerusuhan yang minta korban 500 orang dua minggu lalu, kembali tenang. Kehidupan rakyat kembali ke dalam derap lama. Bangun pagi untuk menimba persediaan air, lalu menyiapkan sarapan anak-anak (dalam beberapa keluarga ada yang tidur 10 orang dalam 1 kamar). Setelah itu, suami bergegas ke tempat kerja, anak-anak berangkat ke sekolah, sementara istri (bagi yang tidak bekerja di kantor) kembali sibuk dengan pekerjaan rumah tangga sehari-hari.

Lewat seminggu setelah kerusuhan, ketidakpuasan yang terdengar di jalan tidak lebih dari ocehan orang mabuk. Sekarang yang sering terdengar justru pujian terhadap Presiden Chadli Benjedid: "Vive Chadli. Yahya Chadli."

Tentara dan sejumlah tank yang semula ditempatkan di daerah kumuh Bab-el Oued, yang terletak di pinggiran Aljir, tempat lahirnya kerusuhan itu, sudah ditarik kembali ke barak. Toko-toko dan gedung-gedung pemerintah sudah bersih dari beling serta puing, dan bagian-bagian yang rusak ditutup dengan tripleks.

Sementara itu, mentega dan kopi murni, yang sudah enam bulan menghilang dari pasaran, kembali memenuhi toko-toko kelontong dengan harga lebih murah. Membanjirnya kedua bahan pokok tersebut tak diduga sebelumnya. Ternyata, barang konsumsi yang disalurkan pemerintah, untuk dijual dengan harga murah, selama ini ditimbun di toko-toko kenalan dekat pejabat tinggi pemerintah. Maka, mereka leluasa menjual barang dengan harga tinggi.

Sebelum terjadi kerusuhan, misalnya, harga daging mencapai 100 sampai 160 dinar (satu dinar sekitar Rp 300) per kilo, kopi bubuk murni 100 dinar per kilo, pisang 140 dinar sesisir, baju 100-600 dinar sehelai, dan bensin 3 dinar per liter. Harga itu dirasakan cukup mencekik bagi buruh dan pegawai negeri, yang umumnya berpendapatan rendah. Lihat saja: pendapatan buruh cuma sekitar 1.200 dinar per bulan, gaji pegawai negeri eselon paling bawah 2.000 dinar, gaji guru SMA 4.000 dinar (seharga lemari es), dan gaji dosen 6.000 dinar (seharga televisi berwarna buatan dalam negeri).

Sementara buruh dan pegawai…

Keywords: -

---

Foto Terkait