Lain Lombok, Lain Pula Malaka

Edisi: 36/18 / Tanggal : 1988-11-05 / Halaman : 27 / Rubrik : KL / Penulis :


ADA yang menarik dari pertemuan Indonesia-Australia di Bali dua pekan lalu. Australia mempertanyakan, kenapa TNI-AL menutup Selat Lombok selama tiga hari pada September lalu, padahal selat itu termasuk dalam jalur internasional.

Menanggapi pertanyaan itu, Menhankam L.B. Moerdani menyatakan, penutupan itu diperlukan Indonesia untuk "melindungi keamanan regional kami". Lantas, Menlu Ali Alatas menyebutkan, penutupan Selat Lombok dan Selat Sunda sesuai dengan hak dan kedaulatan Indonesia. Kedua selat itu merupakan perairan nasional Indonesia.

Namun, lintas kapal asing dalam wujud innocent passage atau lintas damai tetap terbuka bagi kapal asing. "Sama sekali tidak ada maksud kami untuk secara permanen menutup lalu lintas di perairan tersebut." Penutupan itu, "Hanya untuk menghindarkan terjadinya bahaya terhadap kapal-kapal yang lewat, sementara latihan perang-perangan berlangsung," ujar Menlu Alatas.

* * *

PENJELASAN kedua pejabat Indonesia itu mestinya telah cukup mendudukkan persoalan ke dudukan yang sebenarnya. Tapi apakah pertanyaan pihak Australia itu, juga AS dan Jerman Barat, mencerminkan keprihatinan masyarakat internasional terutama, yang memiliki armada besar, seperti ditulis Peter Hastings dalam Sydney Morning Herald, 24 Oktober 1988? Tampaknya tidak.

Indonesia adalah negara kepulauan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

O
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14

Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…

K
Kekerasan Polisi
1994-05-14

Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…

B
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16

Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…