Amuk Nazi Di Sulitair
Edisi: 19/23 / Tanggal : 1993-07-10 / Halaman : 81 / Rubrik : KRI / Penulis : WY
DALAM tubuh Helmi yang kurus kecil berpenyakit asma itu terselip dendam kesumat. Dan itu dilampiaskannya Rabu dua pekan lalu di Desa Duokoto Sulitair, Solok, Sumatera Barat. Goloknya membabat sepuluh orang: dua tewas, delapan luka parah.
"Saya betul-betul kalap," kata lelaki berusia 35 tahun itu. Selain itu, ia sakit hati. Ceritanya begini. Ayah dua anak ini merantau ke Kota Duri, Riau. Ia berjualan sandal jepit di kaki lima. Belakangan, rezekinya mulai mengalir. Namun, saat ia tengah mengeduk untung itu, Januari lalu, pamannya, Mansyur, menemuinya dan mengabari bahwa orang tuanya, Tuminah, sedang sakit. "Daripada susah di rantau, lebih baik kaurawat ibumu di kampung," kata Mansyur, seperti dituturkan Helmi.
Tiga bulan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…