Ribut Dan Magis Seperti Musik Bali
Edisi: 36/18 / Tanggal : 1988-11-05 / Halaman : 70 / Rubrik : TER / Penulis :
AIB Karya & Sutradara: Putu Wijaya Penata Artistik: Roedjito Musik: Harry Roesli
SAAT Baginda sedang melakukan perundingan dengan Tamu Agung dari luar negeri untuk mendapatkan bantuan pinjaman, utang, modal, dan teknologi, tiba-tiba keadaan jadi kacau balau. Gara-gara salah seorang Panitia Kerajaan kehilangan sebuah tas. Tas berwarna cokelat dan kosong.
Sudah tentu, Baginda dengan seluruh aparatnya dan bahkan rakyatnya menjadi marah. Sungguh aib di depan Tamu Agung mengajukan persoalan sepele seperti itu. Bagi Baginda, adalah suatu kegilaan, di tengah persoalan "besar" ada orang kecil yang berani mengajukan persoalan "kecil".
Sebaliknya, bagi Si Panitia alias orang kecil, persoalan tas adalah persoalan "besar" dan akan merupakan aib baginya. Tas yang hilang itu tas pinjaman. Bahkan merupakan persoalan hidup dan mati. Tas cokelat kosong itu kepunyaan tetangga. Dia bisa celaka kalau tidak dapat menemukan dan mengembalikan tas itu.
Dengan keterampilan seorang seniman dan perajin Bali, dalam lakon Aib, Putu membeberkan suatu tema yang bukan saja aktual, tapi juga cukup fundamental. Setidak-tidaknya, sebuah tema yang hangat untuk Indonesia saat ini.
Sambil nyabet sana-sini, kritik sana-sini, secara pintar Putu mengembangkan permainan imajinasinya, berlapis,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…