Di Balik Kain Mori
Edisi: 41/18 / Tanggal : 1988-12-10 / Halaman : 31 / Rubrik : AG / Penulis :
DI sebuah kampung di Yogyakarta, setelah salat isya. Sekelompok perempuan mengenakan mukena, duduk melingkar berhadap-hadapan, taqajuh. Kepala sedikit menunduk, memandang mata hati. Sambil tangan memainkan tasbih, mulut tak henti berdikir. Di tempat terpisah, yang laki-laki memakai sarung dan berpeci, berbuat serupa. Mereka berdikir: "Allah, Allah, Allah ...."
Mereka pengikut tarikat aliran Naqsabandiyah pimpinan Kadirun Yahya dari Medan Aktivitas itu pada waktu tertentu saja, atau dua kali sepekan. Kebanyakan mahasiswa tiap kali berdikir sekitar 40 orang, di ruang tertutup.
Menjadi anggota tarikat ini si calon harus dibaiat, disumpah. Pukul 12.00 malam mereka dikumpulkan di satu tempat, mendengar penjelasan cara berdikir, lalu membayangkan wajah guru, Kadirun Yahya. Itu bukan saja ketika berdikir, juga sewaktu salat.
Yang akan dibaiat, seusai mandi, mereka melaksanakan salat sunah. Kemudian tidur dengan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…