Mandiri, Bukan Oposisi
Edisi: 41/18 / Tanggal : 1988-12-10 / Halaman : 34 / Rubrik : KSH / Penulis :
PEMILIHAN pengurus baru dalam organisasi profesi di negeri ini, umumnya mengenal dua pola. Pertama, diwarnai kericuhan yang diikuti gontok-gontokan, hingga akhirnya berantakan. Ingat saja dua bintang film memperebutkan posisi ketua Parfi, dua tahun silam.
Pola kedua, proses pemilihan berlangsung tenang, karena ada calon yang tergolong kuat dan membawa "daftar restu" yang panjang. Kompetisi, kalaupun ada, terjadi di bawah permukaan, namun tak lebih dari itu. Memann biasanya semua sudah diatur.
Lain halnya IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Dalam organisasi profesi yang terkenal sangat menjunjung asas kemandirian ini, pemilihan pengurus baru -- dalam muktamar ke-20 di Surabaya pekan lalu -- ternyata punya pola sendiri. Pemilihan itu berlangsung seru sejak pencalonan. Sejumlah calon, tidak cuma bertarung mengumpulkan suara, tapi massa mereka saling sikut dalam kampanye. Sambil kasak-kusuk, grup satu melobi grup yang lain, sementara ada juga kelompok yang melobi calon ketua, agar mundur saja.
Pada hari-hari terakhir, dua calon kuat muncul ke permukaan, walau yang masuk nominasi empat orang. Calon terkuat itu adalah dr. Mohamad Isa, Inspektur Jenderal…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…