Fatwa Bekicot Dari Kaliwungu

Edisi: 42/18 / Tanggal : 1988-12-17 / Halaman : 38 / Rubrik : AG / Penulis :


SAYA baru membudidayakan seribu ekor bekicot," kata Lebao, 63 tahun. Usaha yang masih kecil-kecilan itu dimulainya sejak dua bulan lalu. Kini bekicot yang dipeliharanya di lahan 2 x 2 meter itu mulai bertelur. Pensiunan ABRI asal Bugis yang taat melaksanakan salat lima waktu ini adalah petani yang sudah lama menetap di Desa Candirejo, Kecamatan Ungaran, Jawa Tengah.

Lebao tertarik beternak bekicot karena mendengar Tan Bun Jan di Semarang, yang membeli binatang lembek tak bertulang itu Rp 1.000 seember, untuk bibit di peternakannya. Lebao bukan sendiri. Teman-temannya yang beternak serupa ada pula di Brongkol dan Bedono, dua desa di Kecamatan Jambu, Ja-Teng.

Sedangkan di Ringinharjo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, ada Soemarjo. Lelaki berusia 52 tahun ini pengolah daging bekicot sejak 1978. Ketika merintis usahanya, Soemarjo, yang rajin salat lima waktu itu, mengolah 50 kg bekicot. Setelah daging itu kering, lalu ia kirim ke Kediri. "Waktu itu yang menampung hanya orang Kediri yang membuka warung sate bekicot," kata ayah enam anak itu.

Setelah usahanya maju, setiap pekan dia melego daging bekicot kering, dan bisa dibikin kerupuk, rata-rata 0,5 ton ke Ja-Tim dan Jakarta. Ia beli bekicot utuh dari si pencari atau peternaknya, per kilo Rp 100. Selesai diolah, dijualnya Rp 2.500 sekilogram. Ia sendiri tak doyan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…