Almarhum Mudjono Dan Suap
Edisi: 42/18 / Tanggal : 1988-12-17 / Halaman : 99 / Rubrik : KL / Penulis : ILYAS, KARNI
PADA suatu sore, Juni 1980, Menteri Kehakiman Indonesia, ketika itu Mudjono -- kini almarhum -- meminta saya datang ke kantornya di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta. Ada berita penting, pesannya.
Saya, sebagai wartawan, tak begitu kaget dengan pesan itu. Sebab, pada masa itu saya memang kerap kali menemani beliau bekerja sampai larut malam, dan bahkan sampai dinihari. "Berita penting" beliau bisa berarti layak untuk ditulis, bisa pula hanya sekadar untuk pengetahuan, atau hanya sebagai alasan beliau untuk ngobrol.
Seperti biasanya, pejabat yang sangat sederhana itu, di pintu masuk kamarnya, menyambut saya dengan teriakan "Merdeka", dan kemudian memanggil pelayan untuk menyiapkan kopi dan rokok kretek kegemarannya. "Hari ini saya telah mengajukan undang-undang suap olahraga ke DPR," kata Mudjono, memulai pemrbicaraan dengan muka berseri-seri. Ia lalu memanggil seoran stafnya untuk membawa fotokopi RUU tersebut. Ia sangat gembira, rupanya. Dengan upayanya itu, ia sangat yakin bahwa semua keluhan masyarakat, tentang merajalelanya penyuapan pemain sepak bola, sudah teratasi.
Tahun-tahun itu isu suap di kalangan PSSI memang tengah ramai-ramainya. Ketua Umum PSSI ketika…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…