Mereka Membela Diri

Edisi: 32/23 / Tanggal : 1993-10-09 / Halaman : 35 / Rubrik : NAS / Penulis : BSH


AKHIRNYA semua orang menyesal. Dan sedih. Tapi sudah terlambat. Korban pun sudah berjatuhan dalam insiden berdarah itu. Tragedi yang menimpa belasan petani miskin di Majalengka (Jawa Barat) ini belakangan terkenal sebagai "kasus Haur Koneng" (bambu kuning) karena mereka biasa membawa bambu kuning. Tapi ternyata setidaknya seperti yang tersirat dalam hasil tim pencari fakta Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandung mereka merupakan korban fitnah belaka.

Akhir Juli lalu, para petani penghuni empat rumah di Dusun Gunung Seureuh di Lembah Sirna Galih, di kaki Gunung Ciremai, Majalengka itu berusaha bertahan dari kepungan sepasukan polisi dan tentara. Dengan berdoa minta perlindungan Tuhan, mereka mempersenjatai diri dengan golok, parang, sabit, atau pentungan.

Kewaspadaan seperti itu bisa dimaklumi karena mereka dikepung tiga lapis. Lapis pertama, begitu menurut seorang perwira polisi di Majalengka, terdiri dari 14 anggota Sabhara. Lapis kedua adalah satu satuan tempur (SST) Brimob. Dan lapis ketiga adalah SST Yonif 321/Majalengka,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?