Resesi Datang Lebih Cepat, Lebih... ; Ekonomi Dan Bisnis Di Tahun Naga Emas

Edisi: 47/17 / Tanggal : 1988-01-23 / Halaman : 88 / Rubrik : EB / Penulis :


DI mana Sumitro Djojohadikusumo? Sudah sejak beberapa waktu lalu begawan ekonomi yang suka menyebut dirinya "konsultan independen" itu tak begitu mudah ditemui di Jakarta, baik di kantornya PT Indoconsult di Jalan K.H. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, maupun di rumahnya di Kebayoran Baru. Sekretaris pribadinya pun enggan memberi tahu ke mana harus mencarinya. "Dia lagi nyepi di gunung," bisik seorang yang tahu. "Paling-paling seminggu sekali turun ke Jakarta."

Ia, dalam usia yang melangkah 71 tahun akhir Mei nanti, rupanya tengah menyiapkan sebuah buku lagi tentang ekonomi Indonesia. Tapi itu tak membuat orang Banyumas itu lalu sepi dari bicara. Sepuluh hari sebelum Paket 24 Desember diumumkan, Sumitro mengayunkan peringatan yang bisa membuat banyak eksportir kita mengambil kuda-kuda. "Resesi akan datang lebih pagi di negeri-negeri industri, paling lambat mulai triwulan kedua tahun depan," katanya. Ia khawatir Indonesia, yang sekitar 20% dari seluruh ekspornya tertuju ke Amerika Serikat dan Kanada, akan terkena getahnya pada tahun 1988-1989. Sumitro berkata begitu seusai memimpin rapat tahunan Induk Koperasi Pegawai Negeri yang diketuainya.

Seakan tak betah untuk berlama-lama menyendiri di "pertapaan"-nya di Mega Mendung, Jawa Barat, dua minggu kemudian pakar ekonomi yang bertubuh kecil itu meramal lagi. "Pertumbuhan ekonomi di Indonesia tahun ini mungkin akan jatuh lebih rendah ketimbang 1987, antara 2,6 dan 3 persen," katanya kepada Inke Maris di TVRI. Ia menunjuk pada angkatan kerja yang semakin membesar, dan menekan tumbuhnya ekonomi Indonesia.

"Saya tidak bermaksud menakut-nakuti, tapi data-data yang saya kumpulkan bersama staf saya menunjukkan Indikasi itu," kata Sumitro kepada Fikri Jufri dari TEMPO, yang mewawancarainya pekan lalu. Ia lalu menunjukkan seberkas tabel dan grafik olahan Centre for Poliy Studies (CPS), yang dipimpinnya. "Ekonomi Indonesia di tahun 1988 akan tumbuh serendah 2%," katanya. Apa dasarnya?

Menyedot sigaret Benson & Hedges dalam-dalam, Sumitro, yang mengaku bisa menghabiskan 40 batang sehari, menjawab:

Sudah saya katakan tadi, saya tak ingin mengejutkan orang. Tapi coba Saudara lihat proyeksi pertumbuhan di seluruh negara industri untuk tahun 1988, cuma 2% . Untuk AS saja turun menjadi 2,3% dibandingkan tahun lalu, dan tahun depan diperkirakan akan semakin turun. Lalu lihat Jerman Barat: cuma 1,1%. Ini pas-pasan. Sebab, penduduk di negeri industri rata-rata tumbuh dengan 1% setahun.
Beban pengangguran pun bertambah terus di seluruh Eropa dalam waktu yang sama, antara 31 dan 35 juta jiwa, atau sekitar 7% dari penduduknya. Belum pernah orang menganggur sebanyak itu di Eropa sejak 50 tahun silam, di masa depresi 1930-an. Juga Jepang yang dalam dasawarsa lalu menikmati pertumbuhan sekitar 6-7%, tahun yang baru lalu hanya tumbuh dengan 3,5%. Sedang tahun ini dan tahun depan diperkirakan mengecil menjadi masing-masing 3%.
Tapi orang di Eropa nampaknya kalem-kalem saja. Tak terdengar timbul keresahan atau demonstrasi menuntut pekerjaan.
Jangan lupa, zaman sekarang beda sekali dengan zamannya Hitler berkuasa. Orang di Eropa Barat selama ini mendapat berbagai tunjangan sosial, rata-rata berkisar 60% dari tingkat upah yang berlaku. Segi negatifnya, peluang untuk pekerjaan baru sering tak dimanfaatkan, kalau tingkat upahnya jatuh di bawah tunjangan sosial yang sudah mereka nikmati. Itu barangkali yang membuat rakyatnya masih merasa tenteram.
Sampai kapan?
Itu sedikit banyak tergantung dari perkembangan ekonomi di AS, yang selama beberapa tahun ini justru dihinggapi berbagai ketimpangan, yang akibatnya dirasakan oleh Eropa dan Jepang. Crash Oktober lalu, seperti sudah saya utarakan, merupakan letusan dari tiga ketimpangan ekonomi yang sudah berlangsung cukup lama. Pertama, dan ini khusus berlaku…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…