Guncangan Sardono Di Jenewa

Edisi: 44/18 / Tanggal : 1988-12-31 / Halaman : 40 / Rubrik : TAR / Penulis :


DARI pentas Teater Grutli yang gelap terdengar suara garau berkepanjangan bak mantra yang diucapkan tanpa henti. Ketika panggung temaram, lalu penonton melihat seorang lelaki kulit putih (Ed Herbst) perlahan mendekati kubangan di tengah pentas. Dengan tetap menyuarakan vokal gaya Tibet, ia meraup lumpur dilumurkan ke tubuh. Ditenggelamkannya tubuh, juga kepalanya ke dalam lumpur, maka menyatulah suara garau tadi dengan tubuh yang terbalut tanah.

Tiba-tiba muncul empat penari sambil mendendangkan tembang Jawa. Mereka bergerak perlahan, cermat detail mengambil inspirasi dan pose-pose arca candi Borobudur. Menyusul pertarungan antara seorang penari pria gagah (Sunarno) dengan penari wanita (Endang Suprapti) yang bergantian menampilkan gerakan yang lembut-ringkih dan kuat-garang.

Sebagai puncak, Sardono -- dengan seluruh tubuh dicat keemasan -- keluar dari latar belakang. Ia berjalan perlahan di tengah sungai kecil yang dibuat di atas pentas dengan penyinaran kuat dari lantai panggung. "Gerakannya memancarkan kekuatan yang dahsyat, sebuah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Diversions: Khas, Cerdas, dan Nakal
1994-02-05

Sedang tumbuh di eropa grup-grup tari kelompok kecil. salah satunya yang datang di jakarta pekan…

Y
Yang Terbebani dan Tak Terbebani Tradisi
1994-01-29

Sembilan penata tari pemenang lomba tari dinas kebudayaan dki jakarta mementaskan karya masing-masing di tim.…

B
Baguru ka Alam Tradisi
1994-06-04

Untuk ke sekian kalinya gumarang sakti diundang dalam festival internasional. tak salah pendekatan gusmiati pada…