Menyelamatkan Muka Pertina

Edisi: 51/16 / Tanggal : 1987-02-14 / Halaman : 66 / Rubrik : OR / Penulis :


SEMULA, 3.000-an penonton di Istora Senayan, Jakarta, mengelu-elukannya ketika Sonny Arwam, 24, dengan bersemangat naik ke atas ring. Kedua kepalannya diacungkan tinggi-tinggi, menyambut ramainya tepuk tangan. Apalagi lawannya di babak final turnamen tinju Piala Presiden ini, Raravaev Sergey, 18, sekalipun juara yunior Uni Soviet, tampak bertanding dengan mata kanan bengkak memerah karena tonjokan petinju Korea Selatan, Song Kwang Sik, di babak sebelumnya.

Tak lama, sorak-sorai Sabtu malam pekan lalu itu berubah menjadi ejekan. "Bagaimana penonton kita ini. Kok malah memihak lawan?" ujar Letkol I Ketut Ratta, manajer tim Indonesia. Tapi memang apa mau dikata. Lihatlah bagaimana Sonny, juara kelas welter Indonesia, bertarung. Petinju kidal itu hanya punya pukulan kiri lurus yang begitu mudah dielakkan. Seakan sedang menghadapi petinju pemula, Sergey mempermainkan lawannya, dan memukulnya sampai tergeletak, KO, pada ronde ke-2. Padahal, Sonny Arwam, pemuda berkulit legam dari Biak, Irian Jaya, bukan pendatang baru. Dia pernah menggondol medali…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…