Menggadai Roh Di Pintu Langit
Edisi: 07/17 / Tanggal : 1987-04-18 / Halaman : 76 / Rubrik : TER / Penulis :
BEBERAPA petani berkumpul di Sekhehe Gong. Tempat di Desa Saba ini sekitar 27 kilometer sebelah timur Denpasar, Bali. Minggu-minggu ini mereka berlatih menari, memukul gamelan, bermain sandiwara. Muncul Rangda, tokoh mitologi lambang keburukan, dan Barong, lambang kebaikan. Ada pula Jagor Manik, sang setan yang tak jemu menggoda penghuni mayapada ciptaan Bathara Syiwa.
Dencing dentang dan ketiplak gamelan meningkahi gerak dan ekspresi penari. Sandiwara musik ini melukiskan anak manusia ciptaan Tuhan, yang pada dasarnya memang baik. Tapi suatu saat mereka bisa berubah sebaliknya, terutama bila akal budi telah disalahgunakan. Di sinilah peranan dan taruhan si Jagor Manik, sang penggoda.
Lanjutan kisah di atas harap bersabar. Sebab, bersamaan dengan itu, nun, di seberang lautan, ada yang berkemas. Sudah setahun lalu, sekelompok pemusik bule berkumpul di sebuah bekas gudang ukuran enam kali 10 meter di Auberville la Courneuve, pinggiran Paris, Prancis. Berbagai peralatan musik Barat berdentang mengiring tingkah Mephisto, komplotan Jagor Manik, yang menggugat Faust. Apa ini…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…