Ujung Perjalanan Partai Islam
Edisi: 10/17 / Tanggal : 1987-05-09 / Halaman : 24 / Rubrik : NAS / Penulis :
KINI terbukti sudah, Bintang tak sesakti Ka'bah dalam merebut suara umat Islam. Dalam Pemilu 1987, Bintang ternyata hanya mampu mendudukkan 63 wakilnya pada kursi DPR, turun drastis dibandingkan perolehan Ka'bah lima tahun silam yang 94 itu.
Perbedaan penampilan PPP di kedua pmilu itu memang tak cuma pada tanda gambar belaka. Ada yang lebih mendasar dari itu. Dengan Bintang, PPP harus menanggalkan jubahnya sebagai partai politik Islam dan memangku Pancasila sebagai asas. Selain itu, inilah untuk pertama kalinya PPP bertarung tanpa dukungan NU, kelompok yang sejak Pemilu 1955 hingga 1971 konsisten merengkuh sekitar 18 persen suara pemilih di Indonesia. Minggatnya NU hanyalah satu reaksi atas kepemimpinan PPP yang penuh kemelut itu.
Ketua Umum H.J. Naro mengakui, "Ada faktor intern dan NU yang mempengaruhi suara PPP." Namun, dengan bangga Naro menilai 13,8 juta pemilihnya sebagai, "Pemilih-pemilih yang mantap dan dapat dijadikan modal partai." Sayang, Naro tampaknya tak mau secara terbuka dan lebih dingin menganalisa kekalahan partainya. Padahal, hasil pemilu membuktikan, PPP seharusnya lebih banyak berbenah diri.
PPP memang sedang mengalami ujian berat. "Selama ini PPP kurang peduli terhadap umat," kata Drs. Lukman Harun, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tentang gembosnya OPP ini. Hal ini agaknya disadari sejumlah pimpinan partai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?