Di Radio, Sandiwara
Edisi: 10/17 / Tanggal : 1987-05-09 / Halaman : 64 / Rubrik : MD / Penulis :
TOLONG, tolong...," itulah suara terakhir Sumarsih, warga Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu. Pagi itu setelah berbelanja, ibu berusia 35 tahun itu bergegas masuk rumah, lalu buru-buru menghidupkan radio. Hari itu adalah jadwal ia mendengarkan sandiwara Saur Sepuh. Karena terburu-buru itulah, mungkin, ia tak melihat kabel yang telah lecet plastiknya. Begitu kabel ia hubungkan ke stop kontak, langsung setrum 220 Volt mengalir ke tubuhnya. Suaminya, Sugiman, 40 tahun, tanpa berpikir lagi mencoba menarik tangannya. Tentu saja, setrum pun menjalar ke dia pula. Suami-istri beranak empat itu roboh bersama-sama. Nyawanya tak tertolong.
Ini kasus. karena begitu fanatiknya pada sandiwara radio orang bisa lupa yang lain-lain, termasuk kabel yang mematikan. Menurut survei dari Survey Radio Indonesia (SRI), sebuah lembaga penelitian, di delapan kota besar di Indonesia baru-baru ini, pada jam-jam siaran sandiwara radio ratusan ribu penggemar nongkrong di depan pesawat masing-masing. Di Jakarta, misalnya, pada pukul 5 sore,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Televisi dan Bahasa Isyarat
1994-05-14Dengan siaran berita dalam bahasa isyarat, dua stasiun televisi mengukir jasa untuk tunarungu. tapi yang…
"Diabetes" dan Pasien Diabetes
1994-05-14Tirasnya 5.000 eksemplar, pasarnya 3 juta orang, dan pengasuhnya para dokter spesialis kencing manis. isinya:…
Karena Foto atau 20% Saham?
1994-04-16Setelah ada teguran dan cekcok foto, pemimpin redaksi dan beberapa wartawan harian merdeka dikenai phk.…