Rock Gaya Lenin

Edisi: 13/17 / Tanggal : 1987-05-30 / Halaman : 27 / Rubrik : SEL / Penulis :


MOSKOW, menjelang akhir 1960-an. Seorang bapak kembali dari Kanada membawa oleh-oleh setumpuk piringan hitam yang sedang laris: The Beatles. Bapak itu, ahli bangunan yang ikut menata pavilyun Uni Soviet di Expo Montreal, tahu hobi anaknya.

Anak itu, Andrei Makarevich, meski bercita-cita menjadi ahli biologi seperti ibunya, hatinya gampang tergetar oleh nada-nada gitar. Siapa bakal menduga, peristiwa kecil di satu rumah tangga Rusia ini, sekitar tiga tahun menjelang akhir 1960-an, menjadi salah satu sebab berdenging dan berdentamnya gitar listrik dan drum musik rock di Rusia kemudian?

Lihatlah di sebuah acara tahun lalu, hampir 20 tahun kemudian, di sebuah konser di Cafe Metelitsa, di pusat Moskow. Enam rocker Rusia dari band Zvuki Mu mendengingkan gitar akustik ditimpa dentam drum yang menggetarkan seluruh ruangan. Vokalis Petia Mamonov pun mulai berjingkrak. Ia membungkuk, melemparkan kepalanya ke belakang, sehingga urat darah di lehernya tampak menggembung. Lewat corong suara, nyanyiannya terdengar melolong, sementara jari-jari tangannya terus-menerus menggelitik gitar listriknya yang melontarkan nada-nada yang sama. Dan, tiba-tiba, Mamonov sepenuh emosi mengayunkan gitar yang tergantung di lehernya melesat ke arah penonton. Tak pelak lagi, gemuruh tepuk tangan pun meledak.

Mamonov diam, beku oleh hiruk pikuk itu. Kulit kepalanya mengencang. Ia menyeringai, memperlihatkan gigi atasnya yang tanggal sebuah, lalu lolongnya: "Aku lebih buruk, bahkan lebih jelek daripadamu. Aku ini sampah, yang membusuk, tapi aku bisa terbang."

Zvuki Mu, salah satu yang terpanas dari 200-an band rock di seantero Negara Tirai Besi itu kini. Kebebasan buat musik rock memang dilepas begitu Mikhail Gorbachev menjadi pemimpin tertinggi dan menjalankan politik glasnost, keterbukaan. Toh, di luar jendela Cafe Metelitsa yang bergetar, sepasang polisi mondar-mandir.

Andrei Makaverich hampirtiap hari menongkrongi The Beatles oleh-oleh ayahnya, bersama temantemannya. Mereka terkagum-kagum, mereka ingin meniru. Lalu, bulatlah tekad mereka, dan berdirilah band Mashina Vremeni, yang artinya Mesin Waktu. Di akhir 1960-an, di Moskow dan kota-kota besar lain di Uni Soviet, memang bermunculan band-band musik pop. Tapi nama Mesin Waktu sungguh aneh, dan lebih aneh lagi selera band baru ini: benar-benar meniru Beatles - band yang lahir di Inggris awal 1960-an yang mencampakkan semua "sopan santun" musik pop kala itu.

Boleh dibilang, modal Mesin waktu cuma kenekatan dan setumpuk The Beatles. Mereka muncul di lantai dansa, di pesta-pesta mahasiswa, di kafe-kafe remaja. Pelan-pelan Mesin Waktu pun dikenal di kalangan anak muda yang lebih luas.

Potret-potret Lenin menggetarkan tembok Istana Kebudayaan Pravda, tahun lalu. Malam itu, Kopi Hitam, band rock beraliran heavy metal, membara menerangi panggung dengan amplifier yang bertimbun dan meneluarkan suara brutal. Para fans di barisan depan segera berdiri dan berjingkrak mengikuti irama.

Pemain bas Igor Kupriyanov, mengenakan kalung dan menghitami alisnya, segera berdiri di samping gitaris Dima Varshavsky yang meneriakkan kata-kata yang terpampang pada spanduk di balkon: "Kita menuju ke komunisme gaya Lenin ". Inilah barangkali puncak kemenangan musik rock di Rusia.

Berkembang diam-diam di bawah tanah, musik rock memang tak bisa dibunuh. Lewat orang-orang Rusia yang bepergian ke luar negeri, dan turis-turis yang masuk ke Uni Soviet, rock pun menelusup ke hati anak-anak muda Rusia. Akhirnya, Mesin Waktu tak sendiri. Bermunculan band rock di Moskow, di Leningrad, dan kota-kota besar yang lain. Mesin Waktu pun berkembang. Makarevich, ternyata, memang berbakat. Ia cepat merasa bahwa bahasa Rusia sebenarnya kurang cocok untuk irama rock. Lalu ia mencoba memadukan dua hal yang tak selaras itu. Hasilnya, di pertengahan 1970-an, Mesin Waktu menjadi band rock ternama di seantero Uni Soviet.

Tapi entah bagaimana awalnya, tiba-tiba saja pemerintah campur tangan. Jalan teduh tahun 1970-an mulai terasa panasnya di awal 1980-an. Band rock dilarang tampil, bahkan musikusnya diinterogasi oleh KGB, dan diserang oleh pers -- tentu saja pers pemerintah, dan memang cuma itu yang ada di sana. Musik rock, di mata penguasa, adalah bagian dari propaganda Barat yang dirancang dengan lihai. "Musuh sedang mencoba mengeksploatasi psikologi kaum muda," kata Konstantin Chernenko pada 1983, di depan Komite Sentral Partai Komunis, ketika dalam pidatonya ia menyinggung musik keras ini.

"Mereka yang jatuh ke dalam umpan itu akan menjadi permainan tangan musuh ideologi, yang menaburkan pada jiwa yang belum dewasa benih-benih pandangan hidup asing pada masyarakat," demikian surat kabar kaum muda Soviet, Komsomolskaya Pravda, memperingatkan di akhir 1984.

Sialnya, sikap melarang itu tetap membekas, meski telah ada glasnos. Itu tergambar pada peristiwa 9 Oktober 1986, di sebuah gedung teater tua, di sebuah desa pertanian yang miskin. Hari itu, di desa yang masih terjangkau kereta api listrik dari Leningrad itu, sebuah pesta ulang tahuo untuk Mendiang John Lennon, salah satu dari The Beatles, tengah dirancang. Sekitar 200 orang, yang melakukan perjalanan satu jam dari Leningrad, tiba di situ dan mendapatkan pintu ruangan yang penuh gitar dan sound system terkunci. Kamerad manajer telah ingkar janji, seru Seva Gackel, pemain cello dari Leningrad Aquarium. Lalu manajer menjelaskan bahwa ia baru saja menerima telepon dari…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…