Tayuban Yang Menggoyang

Edisi: 19/17 / Tanggal : 1987-07-11 / Halaman : 76 / Rubrik : HB / Penulis :


LAMPU-lampu petromaks menerangi pendopo rumah Hadisukarno. Irama gamelan menyeret malam. Kantuk telah bergulat dengan gairah. Dan Tarmi, 16 tahun, penari bertubuh sintal itu, melenggang. Ia melenggok, matanya melirik mengajak kencan. Ia hanya mengenakan kemben, kain sebatas dada, sementara bahu dan lengannya cukup digantungi selendang yang selalu ia kibas-kibaskan.

"Gendulak agendrlik, po sido opo ora (Hayo, jadi enggak, jadi enggak)", ia melantunkan lagu godaan pada seorang tamu yang ragu-ragu ikut menari bersamanya. Ia lantas melangkah nyamper lelaki itu, sembari menyungging senyum nakal. Sang tamu, Diyono, 60 tahun, bangkit. Tangan kanannya merengkuh ujung sampur (selendang) Tarmi, membiarkan dirinya ditarik ke tengah pendopo. Lantas? Tangan kirinya merogoh saku, menjumput segenggam uang, panas ia selipkan ke balik kutang ledek (penari) hitam manis itu.

"Rek-orek mas, montore mabur. Yang gaek ini mas, biarlah sudah terlanjur", Diyono berdendang, seperti membunuh rasa canggungnya sendiri. Sementara itu, para lelaki yang menunggu giliran disamber sampur segera menyambut dengan suara koor:

"Pring ditumpuk-tumpuk, bumbung siji wadah legen. Prazane, ginak-ginuk,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

B
Bulan Denpasar Manggung di Jakarta
1994-01-22

Lagu itu cukup komunikatif, iramanya sesuai dengan selera kita, dan memang aslinya denpasar moon berirama…

S
Sangkuriang Memburu Cinta
1993-06-12

Cerita klasik sangkuriang dipentaskan di bandung. eksperimen baru yang didominasi musik ini baru setingkat opera.…

P
PERSEMBAHAN SEORANG RUTH
1993-02-06

Ruth sahanaya mengadakan konser tunggal di tim, jakarta. ia penyanyi terbaik indonesia dan mau bersusah-susah.…