Lakon Anak Bekas Presiden

Edisi: 46/22 / Tanggal : 1993-01-16 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis :


GURUH Sukarno Putra, 40 tahun, mencoba mengikuti jejak Bung Karno, ayahnya.
Ia ingin menjadi presiden. Untuk itu ia mengirim surat pencalonan diri sebagai
presiden ke Fraksi PDI di MPR dan ke segenap lapisan pengurus PDI.
; Sebelum terjun ke dunia politik dengan masuk PDI, 1991, Guruh tak pernah
tampil sebagai aktivis atau peminat politik. Ketika di SD dan SMP Yayasan
Perguruan Cikini, Jakarta, ia membentuk Band Bocah dan Band Flower Poetman. Di
kelas ia memang pernah menjadi bintang. Ketika kelas VI, nilai berhitung 9,8
dan bahasa 9,9. Mulai belajar memimpin setelah masuk SMA, sebagai ketua
kesenian.
; Tiga tahun Guruh pernah belajar arkeologi di Universitas Ams- terdam. Tapi
tak pernah tamat. Kembali ke Jakarta (1974) ia membentuk band Guruh Gipsy.
Minatnya di bidang musik dan tari menggebu. Ia belajar tari bedoyo dari
Laksmito Rukmi, salah seorang istri Paku Buwono X, di samping tari Bali pada
Agung Mandra, I Wayan Diya, dan Kompyang. Belajar musik pada komponis Mochtar
Embut dan Ismail Marzuki.
; Kariernya di bidang kesenian melambung setelah membentuk kelompok Swara
Maharddhika (SM) yang sering memanggungkan musik-tari kolosal dan glamour.
Karya pergelarannya terkesan patriotik, seperti Untukmu Indonesiaku (1980),
Cinta Indonesia (1984), setelah sukses pentasnya yang pertama Pergelaran Karya
Cipta Guruh Sukarno Putra (1979).
; Di bidang musik, karya Guruh yang pernah menang di festival lagu pop Tokyo
1976 adalah Renjana. Guruh pernah main film Untukmu Indonesiaku, dan Sembilan
Wali (1985).
; Pergaulannya lebih banyak dengan remaja. 'Kalau saya bicara dengan
orang-orang tua, atau ikut rapat yang formal dan kaku, saya merasa tak
cocok,' katanya. Walau demikian, Guruh masih bujangan, belum terpikir kapan
kawin. Ia ingin menjadikan perkawinan orang tuanya yang retak sebagai
pelajaran. 'Saya harus berhati-hati menentukan pilihan,' katanya. Kriteria
wanita yang diidamkan cukup berat: cantik, cerdas, dan setia.
; Kini Guruh tinggal di rumah sederhana di Jalan Sriwajaya, Jakarta Selatan,
ditemani guru tarinya semasa muda, Eyang Laksminto Rukmi tadi, dan lima anak
asuh yang diongkosi sekolahnya. Dari nenek Laksminto itulah Guruh belajar ilmu
spiritual Jawa. Ia dianggapnya sebagai orang tua sendiri. Di rumah yang juga
dipakai untuk latihan tari itu tak terlihat kemewahan sebagai anak bekas
presiden. Ada lukisan Fatmawati, ibunya, karya Basuki Abdullah. Selain itu
masih ada lima lukisan yang tak terlalu wah nilainya.
; Penghasilannya terbesar diperoleh dari perusahaan show biz PT GSP (Gencar
Semarak Perkasa), di samping sebuah pompa bensin di kawasan Bendungan Hilir,
Jakarta. Sejak Oktober lalu ia mendapat tambahan gaji sebagai anggota DPR.
Sejak tahun baru lalu namanya jadi kondang setelah mengumumkan diri menjadi
calon presiden. Berikut petikan wawancara khusus yang panjang lebar dengan
wartawan TEMPO Bambang H. Sujatmoko:
; Kapan Anda belajar politik?
; Memang resmi saya masuk PDI 1991. Tapi sebenarnya sejak kecil, awal 1963
ketika…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?