Kampanye Tanpa Gelombang Dan Badai

Edisi: 50/16 / Tanggal : 1987-02-07 / Halaman : 20 / Rubrik : NAS / Penulis :


KAMPANYE pemilu mendatang, ternyata, tak seketat seperti yang dibayangkan. Setelah Pemilu 1982 - yang diwarnai berbagai kerusuhan berdarah, seperti "Peristiwa Lapangan Banteng" -- berakhir, banyak pejabat yang menyerukan agar kampanye Pemilu 1987 dibatasi. Misalnya tanpa pawai dan pengumpulan massa di tempat terbuka.

Keppres No 27/1986 yang pekan lalu diumumkan -- yang mengatur tata cara kampanye memang membolehkan adanya pawai, keramalan, rapat, ataupun pertemuan umum, seperti masa kampanye yang dulu. Pemasangan poster, spanduk, plakat, dan selebaran pun dibenarkan. Yang tak dibolehkan adalah yang dulu-dulu juga dilarang: membawa senjata atau bahan peledak, membuat tulisan atau ucapan yang menghina agama, memfitnah pemerintah, pejabat, organisasi, dan negara asing. Dan untuk menghindarkan hal yang tak diinginkan, kampanye hanya dibenarkan diadakan mulai pukul 09.00 sampai pukul 18.00.

Mardinsyah, Sekjen PPP, kontestan pertama, mengharap kericuhan seperti "Peristiwa Lapangan Banteng" pada kampanye tahun 1982 tak terulang. "Pemilu-pemilu yang lalu cukuplah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?