Lakon Politik Pak Kanjeng
Edisi: 39/23 / Tanggal : 1993-11-27 / Halaman : 70 / Rubrik : TER / Penulis : DEWANTO, NIRWAN
DI puncak geram dan putus asa, Pak Kanjeng mendongak ke langit, ke Tuhan. Di tengah suara gemuruh -- suara para penggusur yang semakin mendekat -- lelaki renta itu meraung: "Tuhan, kenapa Kau sembunyi dalam kesunyian, dan aku ketlingsut dalam kesunyian-Mu?" Dan ia, dalam pakaian seragam tentara revolusi yang dibanggakannya, jatuh terduduk. Kalah. Itulah akhir kisah seseorang yang miskin tapi kelewat pintar melihat bagaimana kekuasaan bekerja. Seseorang yang harus tergusur dari tanahnya sampai tiga kali, demi pembangunan pabrik, bendungan, dan lapangan golf.
Demikianlah, pentas di Purna Budaya Yogyakarta (16-17 November) itu memang sebuah hiperbola tentang hubungan antara rakyat dan negara. Sebuah esai dengan kata-kata yang meluncur deras, keras, tajam, pintar, sarkastis. Pak Kanjeng adalah seseorang yang kongkret: transmigran, veteran perang kemerdekaan. Tapi ia pun simbol yang menyatukan pelbagai nasib malang orang Indonesia. "Jumlah saya berpuluh-puluh juta," katanya. Kemalangan itu terjadi justru karena negara menempuh pembangunan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…