Bertinju Sampai Ke Pengadilan

Edisi: 05/17 / Tanggal : 1987-04-04 / Halaman : 57 / Rubrik : OR / Penulis :


TINJU bayaran di sini memang tak pernah sepi dari kericuhan. Bahkan, bisa dibilang, bukan tinju pro kalau ia tidak ricuh. Sejak Ellyas Pical pertama kali jadi juara dunia, sampai dia kalah dan menang lagi, dan Februari lalu kalah lagi, penyelenggaraannya selalu menghebohkan.

Bahkan yang paling ramai terjadi ketika Pical kalah dari petinju Muangthai, Galaxy, Februari lalu itu. Tidak cuma gelar Pical yang dipersoalkan, tapi juga pertandingan termahal yang pernah diadakan selama ini di Indonesia itu menjadi semakin "meriah" dengan kasus mundurnya Ketua Umum KTI Solihin -- tapi kemudian ternyata tidak jadi (lihat Saya ini Jenderal...).

Kalaupun sumber kericuhan itu sering menyangkut banyak soal, persoalan pokok tetap muncul: soal duit. Dan kalau sudah menyangkut uang, kejadiannya ternyata tidak cuma terjadi di atas ring. Kasus Azadin Anhar membuktikan persoalan latihan pun -- bukan pertandingan -- bisa ramai juga. Bahkan untuk pertama kali, persoalan tinju pro itu masuk pengadilan. Kebetulan pula mereka yang saling mengadukan lewat pengadilan itu menyangkut dua tokoh yang tak asing: Boy Bolang dan Kurnia Kartamuhari.

Azadin, 24, memang disebut-sebut petinju punya harapan. Dia tahan menerima pukulan. Gerak kakinya lincah, dan pukulan pendeknya menyengat. Itulah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…