Dua Wajah Teheran: Moral & Maksiat..
Edisi: 14/17 / Tanggal : 1987-06-06 / Halaman : 34 / Rubrik : LN / Penulis :
DARI medan perang, seorang Basl (sukarelawan militer Iran) pulang ke Teheran. Ia beruntung, dapat CUti beberapa hari. Tapi baru sebentar di ibu kota, pemuda 18 tahun itu sudah dirundung kecewa. Dilihatnya banyak wanita ber-hejab (kerudung yang menutup kepala sampai ujung kaki, kecuali muka) dalam gaya sembarangan. Apalagi wanita-wanita itu bertingkah "tak sebagaimana mestinya" di jalan-jalan. Serta-merta pemuda yang patriotik itu merasa gregetan, pedih, dan berang menjadi satu.
"Sudahlah warna pakaian mencolok, wanita-wanita itu tak tahu malu sama sekali. Mereka menyingkapkan kerudung, kadang-kadang, memperlihatkan rambutnya untuk dinikmati oleh orang-orang yang jiwanya diracuni kebudayaan Barat. Ini 'kan namanya menyia-nyiakan darah para martir revolusi, yang mati demi menegakkan kebenaran Islam. Mengapa pihak yang berwenang membiarkan mereka begitu saja?" tulis si pemuda dalam surat pembaca di harian terkemuka Iran Etelaat, belum lama ini.
Delapan tahun telah berlalu sejak revolusi Iran mengguncang dunia. Tapi masalah hejab dan tindakan "asusila" tetap saja merupakan isu hangat di sana. Hampir tiap minggu media Iran -- semuanya pro-pemerintah - menyingung masalah ini biasanya menyuarakan protes sekitar soal hejab yang tampaknya tidak beres itu. Padahal, sepanjang hari patroli susila - bekerja tak henti-henti .
Tanpa mengenal lelah, mereka - sukarelawan yang diperbantukan pada kesatuan paramiliter - mengadakan"razzia" dalam kendaraan terpisah, satu mengawasi kaum wanita, yang lain memata-matai pria. Mereka putar-putar keliling kota, memburu siapa saja yang berpenampilan tidak rapi serta bertingkah laku tak pantas. Pokoknya, tak seirama dengan nilai-nilai dan moral yang sudah digariskan oleh Imam Khomeini.
Semua wanita - tanpa pandang bulu, asing ataupun bukan Islam - diwajibkan berkerudung alias berhejjab di muka umum. Ini wajib hukumnya. Kaum wanita "dirazzia" oleh patroli wanita juga - yang tampak seram karena semua berkerudung hitam. Tanpa banyak cingcong, mereka akan mencegat kaum wanita yang berpakaian dan bertingkah tidak "senonoh" itu dan menilang mereka di tempat. Di kalangan pribumi, kebanyakan yang kurang patuh adalah remaja dan anak-anak.
Menurut Eteaat, dalam sembilan bulan terakhir sudah 22.000 pelanggar "ditilang" dan ditahan. Tak jelas…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…