Moro, Derap Perjuangan Yang Kandas
Edisi: 23/17 / Tanggal : 1987-08-08 / Halaman : 28 / Rubrik : LN / Penulis :
SUASANA bermaaf-maafan jelas terlihat pada hari raya Idulfitri, akhir Mei lalu. Untuk pertama kali sepanjang 40 tahun berdirinya Republik Filipina -- berlangsung salat Ied di Taman Luneta, di jantung Kota Manila. Tiga ribu jemah muslim melakukan salat hari raya, dan yang bertindak sebagai Imam, adalah Haji Ilyas Ismail, warga Indonesia yang sudah puluhan tahun menetap di Manila. Untuk pertama kalinya pula warga Manila menyaksikan bahwa takbir tak hanya dikumandangkan dengan pedang di tangan kanan -- seperti yang mereka kenal selama ini, tapi bisa juga dengan acungan salam untuk bermaaf-maafan.
Taman Luneta, yang lebih dikenal sebagai tempat rekreasi, memang sesekali bisa juga dimanfaatkan untuk kegiatan keagamaan. Paling tidak diisi oleh misa Katolik, yang terkadang dipimpin sendiri oleh Kardinal Sin. Ini wajar karena 85% dari 54 juta penduduk Filipina adalah umat Katolik sementara umat Islam terhitung minoritas di negeri ini.
Usai salat dan khotbah led, di hadapan jemaah yang masih bersimpuh, tiba-tiba Datu Macalimpowac, presiden Persatuan Muslim se-Filipina, mengumumkan keputusan penting. Ia mengajak tiga kelompok besar dalam gerakan perjuangan Bangsa Moro -- MNLF, MNLF Reformist, dan MILF -- untuk segera bersatu.
Persatuan memang sesuatu yang mahal di kalangan Moro. Benih perpecahan sudah tersemai sejak lahirnya MNLF…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…
Mandela dan Timnya
1994-05-14Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…