Dari Batu Menjadi Hindu

Edisi: 23/17 / Tanggal : 1987-08-08 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :


ASAP dupa tercium semerbak di perkampungan berbukit itu. Penduduk keluar dari rumah beriringan, menanjak di jalan setapak, menembus hutan-hutan pinus. Para wanitanya bersolek, pipi yang menor dilapisi bedak. Tercium aroma minyak wangi cap Ikan Duyung. Remaja-remaja gunung berseliweran, memamerkan dandanannya di siang yang sejuk. Beberapa wanita menyunggi sesajen yang sudah ditata di dalam baskom atau bakul. Atau di tempat khusus sesajen, buah dan bunga ditata meninggi meruncing.

Hari itu, 13 Mei 1987, Rabu Kliwon, hari raya besar umat Hindu yang dinamai Galungan. Inilah hari raya penting bagi pemeluk Hindu yang datang sekali dalam 210 hari. Pada hari itu, semua pemeluk Hindu menghaturkan sesajen di tempat-tempat suci yang dinamai pura. Inilah hari raya yang penuh canda-ria, berbeda dengan hari raya Hindu yang lain, Nyepi, misalnya.

Saudara, pemandangan di perbukitan hutan pinus itu bukan di Pulau Bali. Warga desa yang menuju tempat persembahyangan itu adalah warga Desa Lingga Asri, Kecamatan Kajen, 30 km selatan Kota Pekalongan -- kota pesisir utara Jawa Tengah yang dikenal sebagai kota santri. Inilah desa Hindu, satu-satunya desa di luar Bali yang tiap jengkal tanahnya meruakkan bau dupa.

Coba saja lihat, meski pura desa di sini tidak begitu besar, paling 25 x 25 meter, gapuranya terbuat dari batu berukir khas Bali, dan konon memang dibuat oleh orang Bali. Pada dua sisi gapura diletakkan patung. Ini pun khas Bali. Baru setelah melewati gerbang, bau Jawa tercium. Sebuah bangunan joglo, rumah khas Jawa, pendek memanjang, tempat sesaji ditaruh, berdiri di tengah.

Dan sebagaimana pura biasanya, terdapat pula Padmasana. Itulah bangunan paling suci di seluruh kompleks pura itu. "Pura ini dibangun oleh pemerintah," kata Supardi, 52, penduduk asli setempat yang menjabat sebagai pemangku -- orang yang memimpin persembahyangan sehari-hari di sana.

Ada ceritanya kenapa pura Lingga Asri ini dibangun oleh pemerintah. Penduduk setempat sudah membangun sebuah pura yang letaknya tak jauh dari pura yang sekarang, pada 1975. Biayanya sampai Rp 3 juta, belum termasuk tenaga…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…