Ketiban Durian Runtuh
Edisi: 24/17 / Tanggal : 1987-08-15 / Halaman : 79 / Rubrik : EB / Penulis :
MUSIM panas yang kelewat menyengat di Jepang ternyata justru membuat satu-satunya pelebur dan pengekspor aluminium Indonesia, PT Inalum, lebih longgar bernapas dan bergairah. Pasarnya di Jepang, yang terus adem sejak 1984, kini mulai hot. London Metal Exchange (LME), penentu harga patokan logam dunia, mencatat harga aluminium sekarang ini US$ 1.780 per ton -- rekor harga rata-rata yang sejak tiga tahun silam nyaris tak beranjak dari angka seribu dolar. "Mudah-mudahan, harga itu tak akan anjlok lagi," ujar A.R. Soehoed, Presiden Komisaris Inalum, perusahaan patungin Indonesia-Jepang itu, pekan silam.
Kalau anjlok lagi, ya, memang malanglah nasib perusahaan bermodal 411 milyar yen itu, karena sejak beroperasi, 1982, belum pernah mengantungi keuntungan satu sen pun. Padahal, tahun 1983 pasaran aluminium cukup berkilau. Peluang itu lolos, ujar Soehoed, "karena waktu itu kami belum beroperasi penuh." Sialnya lagi, ketika pabrik mulai bisa bekerja penuh, pada 1984, harga turun gila-gilaan. Saat itu juga, Inalum…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…