Pengungkap Magi Dari Pariaman
Edisi: 30/17 / Tanggal : 1987-09-26 / Halaman : 76 / Rubrik : SR / Penulis :
PERTUMBUHAN seni lukis Zaini seperti pertumbuhan tunas menjadi pohon. Tak ada perubahan yang mencengangkan, tidak ada loncatan yang mengaitkan, tidak ada gaya nada serempak yang membingungkan. Kesannya menyambung dan runtut.
Itulah yang kita tangkap dari pameran yang diselenggarakan Duta Fine Arts Gallery, Jakarta, 12 Agustus-12 September. Tersaji cukup banyak kerjaan dari 1949, jumlah kecil dari masa tahun 50-an, dan jumlah besar dari masa 60-an dan, tentu saja, dari masa 70-an.
Marie, 1949, potret seorang perempuan, terbuat dari arang (pastel hitam?), menangp modelnya dengan menyederhanakan untuk melalui garis-garis rangkap (berulang) yang merupakan abar atau kontur yang tegas. Dalam Potret Wanita, 1949, cat minyak, kita temukan lagi penyederhanaan bentuk, ditambah pemiuhan (distorsi) yang cukup mencolok, dan blabar yang menjadikan sosok wanita tampak tegas. Warna-warnanya cemerlang dan tidak mempedulikan warna-warna bagaimana kita lihat pada obyek-obyek dalam kenyataan. Ada wajah ada kuning, merah, hijau.
Berbagai faktor menjadikan sosok wanita itu tampak aneh, hayali. Inilah sifat yang muncul dalam banyak kerjaan Zaini kemudian, dan agaknya berhubungan dengan "suasana manis" yang disebutkan Zaini dan yang konon mendorongnya untuk melukis -- seperti…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…