"pintu Darurat" Di Batak Toba
Edisi: 32/17 / Tanggal : 1987-10-10 / Halaman : 88 / Rubrik : HK / Penulis :
BOCAH kelas I SD ini, maaf, berwajah buruk. Nyaris idiot, lagi. Padahal, ayahnya berparas tampan, pintar, dan orang terpandang yang berwibawa. Ibunya juga rupawan dan cerdas. Kenapa bisa begitu ?
Tak usah bingung. Karena ternyata anak malang itu bukanlah buah cinta perkawinan kedua sejoli itu. Maklum, yang suami ternyata mandul. Ngebet punya turunan, si suami malang itu pun meminjam lelaki lain untuk membuahi istrinya. Sudah jelas?
Kisah yang terjadi pada 1949 ini bukan cerita kedai tuak, lho. Tapi terungkap pada diskusi panel yang diselenggarakan Pusat Dokumentasi & Pengkajian Kebudayaan Universitas HKBP Nommensen pada 21 September 1987 di Medan.
Penulis makalah adalah Mgr. Dr. A.B. Sinaga, Uskup Katolik wilayah Tapanuli & Nias. Meraih Doktor Teologia dari Lowon Belgia, pada 1975, ia tampil dengan judul Mengalap Tua Menjamin Keturunan pada suku Batak Toba. Anak keempat dari sembilan bersaudara ini memang gandrung bicara adat.
Dalam makalahnyalah muncul kisah bocah itu. "Dia teman sekelas saya dulu," kata Sinaga pada TEMPO. Pada 38 tahun yang lalu, Sinaga kecil ini tak mengusut keunikan temannya itu. Tapi selepas…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…
Peringatan dari Magelang
1994-05-14Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…