Masih Reaktualisasi Pak Menteri

Edisi: 35/17 / Tanggal : 1987-10-31 / Halaman : 43 / Rubrik : AG / Penulis :


DUA belas dosen utama itu "berpengajian". Mereka duduk di kursi, bukan lesehan, tetapi melingkar (halaqah) -- seperti para santri melakukannya di pesantren. Begitu rencananya, Sabtu malam ini, di IAIN Jakarta. Pembicaranya Menteri Agama Munawir Sjadzali. Yang dibahas: reaktualisasi ajaran Islam.

"Isu semacam itu penting," kata Nurcholish Madjid. Memang, ia terlibat atas ramainya -- akhir-akhir ini -- soal yang menimbulkan debat itu. Nurcholish, peneliti dari LIPI, yang ketika itu moderator, mengangkat masalah tersebut ke permukaan. Ia menarik Munawir sebagai pembicara, dalam diskusi Klub Kajian Agama Paramadina, akhir tahun lalu itu.

Munawir lalu melontarkan soal itu ke udara Indonesia. Tetapi, apa maksudnya dengan reaktualisasi ajaran Islam? Atau apa saja yang perlu ditinjau kembali? Yang baru kelihatan adalah soal waris, hingga layak dibahas agar sesuai dengan perkembangan: direaktualisasikan.

Soal ini memang mengusik Munawir. Sebelumnya, ia banyak mendapat masukan dari hakim-hakim agama, terutama yang di daerah. Seusai kematian seseorang, misalnya, kerap keluarga almarhum minta "fatwa" pada hakim agama, bagaimana membagi warisan. Dan mereka jelaskan: menurut hukum Islam. Tapi sering fatwa itu tak terlaksana. Warisan justru dibagi tanpa pedoman pada hukum Islam.

Munawir juga menyimpan pengalaman pribadi. Ia punya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16

Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…

S
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05

Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…

S
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05

Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…