Si Kembar Pembawa Rezeki
Edisi: 35/17 / Tanggal : 1987-10-31 / Halaman : 79 / Rubrik : KSH / Penulis :
DI kursi cokelat tua mereka duduk, Hartini, 22 tahun, dan suaminya, Tularji, 26 tahun. Sebentar-sebentar tangan mereka dijabat orang dan mereka pun tersenyum. Kebahagiaan itu tak bisa disembunyikan.
"Bagaimana sekarang saya tidak bahagia, Mas?" kata Tularji. "Mulanya, kami sempat bingung. Anak kami lahir dalam keadaan begitu, padahal kami keluarga tidak mampu. Dari mana kami beroleh biaya operasi?"
Tularji pantas khawatir. Berkumis lebat, berambut mengombak, berkaus, dan bercelana jeans, ia mirip Slamet Rahardjo, setidaknya begitulah pendapat suster-suster RSCM. Dan mereka bilang, ia pantas menjadi bintang film. Tapi nasibnya apes. Kerja kasar telah dijalaninya sejak kecil. "Suster-suster itu tak percaya bahwa saya hanya tukang batu."
Tularji -- yang biasa dipanggil Pawit lahir di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, dari orangtua asal Pacitan. Ia anak tunggal janda Jumi, buruh. Ayahnya meninggal selagi ia dalam kandungan. Ibunya hanya mampu menyekolahkan Tularji sampai tamat SD, tahun 1975. Banyak orang mengulurkan bantuan untuk membiayai sekolahnya. Ia mau, tapi ibunya menolak. "Ibu khawatir bila saya pandai nanti, saya akan melupakannya." Tularji harus puas menjadi buruh bangunan, kemudian jadi tukang batu. Sampai pada suatu hari…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…