Biarkan Dolar Jatuh

Edisi: 36/17 / Tanggal : 1987-11-07 / Halaman : 96 / Rubrik : EB / Penulis :


SAHAM jatuh, dolar jatuh. Apa lagi? Dalam kecemasan yang menular ke mana-mana kini, orang dipaksa berpikir untuk menghindar dari kemungkinan terjadinya lagi depresi besar dalam perekonomian dunia.

Sebab pokok rontoknya harga saham dua pekan yang lalu, menurut pelbagai analisa, dianggap cukup jelas: perekonomian AS di bawah kepengurusan Presiden Reagan sebenarnya rapuh. Di balik rona merah optimisme di Gedung Putih -- dan suasana pesta uang di Wall Street sebelum harga saham rontok -- dua macam defisit, yang sekaligus merundung AS, kian lama kian mengancam.

Defisit pertama, defisit anggaran. Ini memang di tahun fiskal yang baru berakhir kabarnya agak rendah, di luar dugaan, yakni US$ 148 milyar (menjelang tahun fiskal 1986, angka itu dikabarkan sampai di atas US$ 220 milyar). Namun, dengan jumlah yang mengecil itu pun, masih jauh lebih besar pasak daripada tiang. Untuk menutup selisih antara anggaran belanja dan anggaran pendapatan itu, diperkirakan pemerintah AS maslh harus mengutang.

Utang itu menyedot dana dari perbankan AS, dan dana pun jadi mahal -- sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…