Raja Baru, Sutradara Baru
Edisi: 09/23 / Tanggal : 1993-05-01 / Halaman : 91 / Rubrik : TER / Penulis : DEWANTO, NIRWAN
KETIKA lelaki dungu dan berbau bacin itu menobatkan dirinya jadi raja, para pembantunya bersorak, memberkatinya dengan kata "tahi". Raja lama telah dikhianatinya (dan dibunuhnya) dengan keji. Tapi seorang pewarta menyatakan, revolusi telah berjalan dengan damai.
Lelaki bernama Ubu itu adalah tokoh utama dalam pentas Teater Koma di Gedung Kesenian Jakarta, 23 April sampai 6 Mei 1993. Dengan pentas itulah kelompok yang berdiri tahun 1977 itu melangsungkan "pergantian dengan damai". Tanpa riuh rendah, N. Riantiarno dipanggil Nano beristirahat. Seorang sutradara baru tampil ke depan: Joshua D. Pandelaki. Lelaki 34 tahun yang selama ini adalah aktor andalan Teater Koma ini seyogianya bukanlah ahli waris Nano. Ia mestinya sebuah pribadi, sebuah kekuatan baru.
Tapi pergantian itu, sekalipun damai, bukanlah mudah. Barangkali karena Nano sudah menjadi bagian amat penting dari gambaran Teater Koma yang melekat di kepala publiknya: sebuah teater yang sekalipun menghibur, tetap membawakan semangat "teater serius". Sebuah teater…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…