Pohon Astra Dengan Tujuh...

Edisi: 38/17 / Tanggal : 1987-11-21 / Halaman : 77 / Rubrik : EB / Penulis :


TOYOTA, merk dari Jepang itu, masih erat lekat pada Astra. Meski Astra, yang di situ lekat nama William Soeryadjaya, sudah merakit dan menjual mobil Jepang lain, seperti Daihatsu dan Nissan Datsun. Bahkan merk mobil Eropa di sini, seperti BMW, Renault, dan Peugeot, sudah diambil oper. Sekali waktu "Toyota" mungkin bakal berganti nama menjadi "Soeryadjaya".

Tidak ada perang antara Om Willem dan keluarga Toyoda yang melahirkan dan membesarkan Toyota. Toh, melalui Astra-nya Om Willem, penjualan Toyota di sini dari 1969 sampai tahun ini sudah mencapai 400.000 unit. Namun, melihat pesat laju roda-roda mobil keluaran Astra, si Bos pagi-pagi menyatakan bahwa tidak selamanya ia akan membawa nama Jepang.

Astra memang mulai mengekspor Kijang, nama lokal, tapi masih tetap menggandengkannya dengan nama Toyota. Salah satu sebab, menurut direksi Astra, masih terikat komponen dan desain Toyota. Untuk itu Astra masih harus membayar royalti sekitar 2% kepada prinsipal Toyota Motor Company. Jumlahnya cukup besar, kalau dilihat omset konglomerat Toyota Astra (Toyota Astra Motor, Multi Astra, Toyota Engine Indonesia, Toyota Mobilindo, dan Astra Motor Sales), yang merupakan kelompok pertama dan masih yang utama, berjumlah Rp 300 milyar tahun 1986, dan diperkirakan mencapai Rp 500 milyar tahun ini.

Tetapi, bila industri otomotif lokal penuh tercapai tahun 1990-an, bila pemakaian komponen lokal sudah mencapai 100%, dan bila semuanya mulus, Astra tentu saja berhak memilih nama untuk produk sendiri. Kewajibannya terhadap Toyota tinggal berupa pembayaran dividen. Toyota memang memegang saham 56,7% di pabrik komponen Toyota Mobilindo, 51% di Toyota Engine Indonesia, dan 49% di Toyota Astra Motor.

Hingga kini, seperti dikemukakan kalangan direksi Astra sendiri, betapapun Toyota masih merupakan tulang punggung mereka dari 42 perusahaan yang tergabung dalam tujuh kelompok Astra. Seluruh omset tahun silam, Rp 1.200 milyar, dan tahun ini, yang diperkirakan Rp 1.800 milyar, masih 25%-27% berputar di kelompok Toyota.

Kelompok kedua. Baru dibentuk tahun ini, konglomerat industri mobil non-Toyota di bawah National Astra Motor yang dipimpin Himawan Surja, omsetnya sudah Rp 300 milyar. Kekayaannya, sekitar 70 juta dolar, tertanam pada pabrik perakitan Gaya Motor, pabrik mesin Daihatsu Engine Indonesia, agen tunggal Daihatsu yang bernama National Astra Motor Sales, perusahaan pemasaran BMW yang bernama PT Tjahaja Motor Sakti, agen tunggal Peugeot dan Renault yang bernama PT Multi France, pada United Imer Motors yang mengageni truk Nissan Datsun, serta pada pabrik…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…