Wiyogo Bertindak

Edisi: 39/17 / Tanggal : 1987-11-28 / Halaman : 22 / Rubrik : NAS / Penulis :


KANTOR Wali Kota Jakarta Selatan tampak bersolek. Air mancur di halaman depan menari-nari, padahal biasanya kran-kran air di situ menganggur.

Jalan masuk hitam berkilat akibat seharl sebelumnya dilamur aspal hotmix. "Pihak PU yang menawarkan aspal itu, tentu saja saya mau," kata Wali Kota Mochtar Zakaria.

Toh pemandangan yang serba rapi itu terganggu oleh suasana yang tegang. Sebentar-sebentar semua orang menoleh ke jalan, seakan menunggu sesuatu. Tak salah. Mereka memang menanti kedatangan Gubernur DKI Jakarta, Wiyogo Atmodarminto.

Pukul 11.30, Kamis pekan lalu, Wiyogo dan rombongan sampai ke sana. Seperti biasa, ia berpeci hitam dengan seragam putih. Acara dimulai dengan laporan Wali Kota Mochtar Zakaria tentang wilayahnya. Tampaknya ia menguasai keadaan. Secara terinci, diiringi pemasangan informasi di layar, ia menjelaskan permasalahan yang dihadapinya.

Wiyogo tampak puas setelah acara tanya jawab yang berlangsung sekitar tiga jam usai. Dari kantor Wali Kota, rombongan Gubernur menuju ke Kecamatan Setiabudi dan Pasar Minggu. Begitu acara peninjauan selesai, semua orang menarik napas lega. "Syukur, peristiwa seperti di Jakarta Timur tidak terjadi di sini," kata seorang pejabat.

Belum cukup dua bulan Wiyogo menjabat gubernur. Tapi hanya dalam waktu beberapa minggu itu ia sudah cukup membuat banyak pejabat Pemda dag-dig-dug. Tiga pekan setelah dilantik, ia mengganti sejumlah pejabat teras DKI, termasuk Kepala Dinas Pertamanan dan Kepala Dinas Tata Kota. Tapi yang paling membuat miris para pejabat Pemda adalah kejadian di Jakarta Timur.

Hari itu, 11 November, Wiyogo meninjau wilayah Jakarta Timur. Tatkala mengetahui bahwa Cakung drain -- merupakan kanal yang dibangun untuk menanggulangi bahaya banjir di Jakarta Timur -- dipenuhi eceng gondok, ia marah. Lebih-lebih setelah Wali Kota Sabeny Effendy mengatakan bahwa itu adalah tanggung jawab Kopro Banjir, badan pengendali banjir di Jakarta, yang berada di bawah Departemen PU.

Langsung saja Wiyogo menyemprot. "Saudara ditunjuk di sini bukan untuk nongkrong saja. Apalagi Saudara 'kan anggota ABRI. Jadi, harus sigap bertindak, tidak usah menunggu," tegurnya keras. Laporan Wali Kota yang berbelit-belit dan terasa terburu-buru juga membuatnya jengkel.

Wiyogo -- didampingi istrinya -- juga mengingatkan agar istri pejabat Pemda DKI tidak ikut campur urusan dinas suaminya. "Dengan demikian, wibawa suami sebagai pejabat bisa ditegakkan, dan kepercayaan rakyat pada pamongnya tak akan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?