Tangan-tangan Terampil Dari Masa Silam

Edisi: 09/16 / Tanggal : 1986-04-26 / Halaman : 37 / Rubrik : SEL / Penulis :


WARNA-WARNI kerajinan. sirna dari Delhi. Hari itu, 26 Januari 1986, ibu kota India menutup semua kegiatan sehari-hari. Toko-toko yang bertebaran di seantero Delhi, yang biasanya menyajikan permainan warna ceria benda-benda kerajinan rakyat yang dijajakannya, memicingkan semua jendelanya. India sedang merayakan Republic Day, hari proklamasi yang tampaknya sungguh-sungguh dihargai rakyat.

Tapi apa hubungan antara kerajinan rakyat dan hari proklamasi di India?

Itu bermula dari Mahatma Gandhi, bapak kemerdekaan India yang saleh. Mahatma, orang yang besar, seperti diketahui dari sejarah, telah konsekuen menjalankan politik swadeshi guna melawan penjajah. Dengan politik itu ia menganjurkan pemakaian barang-barang bikinan sendiri, dan mengimbau agar pendidikan dibebaskan dari pengaruh asing. Bahkan pada 1920 Gandhi mendirikan lembaga yang bertujuan menyebarluaskan swadeshi dengan demikian melindungi industri rakyat. Ternyata, swadeshi hidup terus mewarnai pemerintahan India merdeka. Dalam salah satu pasal konstitusi negera ini dinyatakan bahwa industri rakyat atau industri kecil harus dilindungi. Dan di India sebagian besar industri kecil adalah usaha kerajinan.

Semangat "melindungi industri kecil" itu pun tercermin dari pemandangan yang bisa dilihat di New Delhi pada hari itu. Parade akbar yang berlangsung di pusat kota, tak jauh dari India Gate yang terkenal itu, bukan sekadar upacara formal. Lautan manusia itu bukan cuma berjas, berdasi dengan label undangan. Tapi juga kaum kumuh, yang dengan muka letih dan pakaian nyaris compang-camping, menyeret langkah menuju lapangan upacara. Untung, India utara ketika itu sedang memasuki musim dingin. Angin berembus kencang dan suhu drop ke bawah 10 derajat Celcius. Maka, debu yang mengudara karena langkah ratusan ribu manusia di masing-masing jalan sisi menuju gedung pusat pemerintahan Rashtrapati Bhavan, tak membuat udara jadi menyiksa. Pagi itu, sungguh kontras dengan suasana orang berimpit-impitan, udara terasa segar.

Memang, ada juga unsur lain yang menyebabkan kerajinan rakyat India bertahan hingga kini. Ada sejarah yang melatarbelakangi keterampilan ini. Yakni sejarah hias-menghias di India bisa ditarik panjang ke masa silam.

Lihat, umpamanya, kota tua Old Delhi. Gerbang kota ini berupa gapura dengan sisa-sisa keanggunan ornamen masa silam, di tengah batu-batunya yang pecah dan kotor. Inilah saksi yang sukar disangkal bahwa seni ornamen India memang jauh berakar dalam sejarah kebudayaan bangsa ini.

Dan Old Delhi tak hanya menyimpan masa lalu. Kota tua yang kumuh itu juga sebuah pusat perdagangan kerajinan - yang jauh lebih besar daripada di New Delhi. Di semua jalan di seputar kawasan Chandni Chowk, seperti Gupta Road, Singh Marg, Ouatab Road, Lal Kuan, dan Naj Sarak, deretan pertokoan bagai tak habis-habisnya. Bahkan sampai ke gang-gang tikus, warung dan toko yang menjajakan barang-barang kecil berukir-ukir hingga yang besar penuh ornamen, berjajar berimpitan.

Warna kerajinan itulah yang terkesan di Delhi, sang ibu negeri. Harus diakui, ke mana mata memandang, barang kerajinan adanya. Memang, tak dapat dipastikan benar menjamurnya toko-toko kerajinan itu akibat berkembangnya cita-cita Gandhi, ataukah karena turisme.

Di Old Delhi, warna barang-barang kuningan salah satu kerajinan Indi yang terkenal - rata mewarnai toko-toko, sampai ke gang-gang tikusnya. Keadaan yang mudah mengundang tanda tanya, siapakah yang membeli benda-benda yang dijajakan sebagai souvenir itu. Sebab, di Old Delhi sangat jarang terlihat orang asing atau turis lalu lalang. Old Delhi, kawasan kumuh itu, konon dikenal sebagai daerah berbahaya - begal, pengemis, dan penipu banyak bergentayangan di sana.

Connaught Place, pusat perdagangan New Delhi yang juga digunakan menjajakan benda-benda kerajinan, punya wajah sedikit berbeda. Kawasan yang mirip alun-alun ini dikenal pula sebagai circus karena bentuknya yang melingkar. Di sini turis dan orang asing - seperti juga tempat lain di New Delhi - berseliweran.

Toko-toko di "sirkus" ini berupa bangunan tua yang megah. Walau banyak bagiannya kotor dan tak terurus, toko-toko yang berjajar melingkar berdampingan dengan bank dan perkantoran itu gemerlapan. Sebagian besar dihias dengan cara yang khas. Dan kerajinan yang mereka jual tergolong berkaliber - dan tentu mahal.

Yang menakjubkan, di Connaught Place itu, seluruh wajah corak kerajinan India terwakili. Sebuah toko, The Ivory Palace, namanya, menjual bermacam benda kerajinan dari gading. Tak hanya perhiasan, tapi juga kotak gading yang diukir tembus luar biasa halus, menampilkan ornamen geometris rumit dengan garis-garis satu milimeter. Patung-patung hiasan dari gading tak terbilang macamnya.

Penjaga istana gading itu, seorang gadis India yang cantik dengan pakaian tradisional sari, mengatakan toko itu bagian dari sebuah usaha produksi - yang disebutnya ivory carving factory. Bahan bakunya didatangkan dari Afrika, karena gading tak mudah diperoleh di India - gajah memang tergolong satwa yang dilindungi. Kerajinan gading ini, kata si gadis, tidak jauh-jauh didatangkan. Dibuat di sekitar Delhi - yang memang dikenal sebagai pusat kerajinan gading, walau bukan dari sini kerajinan itu berasal.

Keterampilan mengukir gading terbilang merata di seluruh India - dengan bermacam corak. Walau corak asli India sebenarnya yang pola geometris, jenis ukiran yang terbanyak beredar justru stilasi daun mirip corak Baroque - dan inilah yang justru sering disebut barang antik India. Corak yang terakhir ini bahkan bisa ditemukan di Singapura dan Hong Kong - ekspor ukiran gading India tampaknya cukup besar.

Sebuah toko lain khusus menjual benda-bendi kerajinan dari daerah Kashmir - yang terletak dekat Pegunungan Himalaya. Produk kerajinan yang menonjol dari daerah ini adalah kotak-kotak kayu yang ditoreh kemudian diisi dengan sejenis dempul berwarna. Torehan dengan isi berwarna-warni itu membentuk ornamen daun yang distilasi - indah sekali.

Di pusat kerajinan ini jangan mencoba menghitung jenis barang yang dijajakan. Hampir tak mungkin menyebutkannya satu-satu, karena India termasuk negara…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…