Minus Tiga Untuk Ekonomi Indonesia

Edisi: 15/16 / Tanggal : 1986-06-07 / Halaman : 76 / Rubrik : EB / Penulis :

BENARKAH ekonomi Indonesia mengalami kontraksi alias tumbuh dengan minus 3 persen dalam tahun ini? Itu kata sebuah laporan dari kedubes Barat di Jakarta, yang agak keberatan disebutkan secara persis sumbernya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus 3 persen itu, yang diduga akan senasib dengan Singapura, terutama disebabkan karena merosotnya harga minyak dan gas bumi.

Ramalan itu masih berpegang pada harga minyak Indonesia yang rata-rata bertahan pada US$ 15 per barel dalam tahun ini. Maka, anggaran penerimaan pada APBN 19861987 akan mengalami kekurangan Rp 2 trilyun, dan defisit pada transaksi beralan neraca pembayaran akan mencapai US$ 4 milyar - suatu jumlah jauh di atas US$ 2,2 milyar yang dianggarkan dalam APBN 1986-1987.

Laporan ekonomi setebal 16 halaman, yang beredar secara amat terbatas pekan lalu, melihat satu-satunya sektor yang masih mengandung titik terang adalah pertanian. Tapi sektor industri dan konstruksi dinilai masih mengalami resesi.

Tak dikemukakan volume ekspor minyak Indonesia. Tapi ekspor minyak dan gas bumi (LNG) diperkirakan akan turun 15 persen pada 1986, setelah turun 14 persen tahun lalu. Turunnya harga beberapa komoditi di pasaran internasional tak dilihat akan mampu mendongkrak ekspor nonminyak Indonesia dari sasaran US$ 6 milyar jumlah yang diperoleh pada APBN 1984-1985.

Tapi dari mana menambal defisit transaksi berjalan yang US$ 4 milyar? Itu, demikian laporan tersebut, akan diimbangi oleh pemasukan bantuan luar negeri, di antaranya…

Keywords: -

---

Foto Terkait