Catatan Harian Seorang Presiden

Edisi: 30/16 / Tanggal : 1986-09-20 / Halaman : 32 / Rubrik : LN / Penulis :


TUBUHNYA tak jangkung melengkung, tapi pendek tegap. Bicaranya tak cepat. Terutama dalam wawancara, ia berpikir keras sebelum menjawab dan, pendengarnya memerlukan banyak kesabaran. Wajahnya tak riang dan senyumnya pun serius. Agak malu-malu, formal, tak terbiasa berbukan-bukan.

Meskipun dia bisa jadi orator cemerlang, Presiden Mitterrand memang agak aneh buat jadi seorang politikus. Mungkin dia tak akan pernah terpilih sebagai presiden di Amerika Serikat, tempat orang seperti Reagan bisa terpilih karena sikapnya yang riang memikat, tapi miskin ide.

Mitterrand sebaliknya seorang intelektual, dalam tradisi Prancis: ia membaca puisi, novel, dan kritik sastra seperti orang lapar dapat makanan. Ia sendiri sudah menulis 10 buku yang berisi esei sastra dan politik. Juga sebuah otobiografi. Bahkan ia sedang menulis novel.

Ia karena itu senang berada di antara para penulis. Para penulis, sebaliknya, menghargainya karena prosa Mitterrand yang indah.

Tapi ia juga bekas prajurit. Di tahun 1939 ia masuk infanteri dan Juni 1940 ia terluka pada dada dalam pertempuran di dekat Verdun. Ia ditangkap Jerman. Tapi Desember 1941 ia berhasil melarikan diri dari penjara, setelah ketiga kalinya mencoba. Ia kembali ke tanah airnya dan bergabung dengan gerakan Perlawanan (Resistance) di bawah tanah. Karena jasa-jasanya ini, ia mendapat bintang La Croix de Guerre dan La Rosette de la Resistance.

Aktivitasnya dalam gerakan Perlawanan tak saja menyebabkan ia kenal dengan Danielle Gouze, juga seorang pejuang, yang kemudian jadi istrinya hingga kini. Masa lampau itu juga mengukuhkan pandangan politiknya: Mitterrand mengikatkan hatinya dengan rakyat kecil -- dan sebab itu ia seorang sosialis tulen -- tapi juga ia mengutamakan kebebasan. Ketika 21 Mei 1981, ia dilantik jadi kepala negara (dan jadi presiden sosialis pertama dalam konstitusi "Republik ke-5" yang dibentuk Mendiang Presiden De Gaulle), ia berpidato, "Di dunia hari ini, adakah tugas yang lebih luhur dibandingkan dengan tugas mencapai suatu persekutuan baru antara sosialisme dan kebebasan ?"

Karena itu, Mitterrand bukanlah jenis "orang kiri" yang sikapnya tegar alias kaku, dan terlalu bersemangat mengulang kaji. "Sosialisme tak mewakili nilai-nilai yang lebih unggul ketimbang kebenaran bersahaja fakta-fakta," tulis Mitterrand. "Juga belum berarti ia merupakan kebenaran itu sendiri." Sosialisme, sebaliknya, beradu pendapat, mencari, memperkirakan, merontokkan patung yang disembah dan semua tabu.

Di bawah ini kutipan dari coretan-coretan yang ditulisnya, semacam…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Serangan dari Dalam Buat Arafat
1994-05-14

Tugas berat yasser arafat, yang akan masuk daerah pendudukan beberapa hari ini, adalah meredam para…

C
Cinta Damai Onnalah-Ahuva
1994-05-14

Onallah, warga palestina, sepakat menikah dengan wanita yahudi onallah. peristiwa itu diprotes yahudi ortodoks yang…

M
Mandela dan Timnya
1994-05-14

Presiden afrika selatan, mandela, sudah membentuk kabinetnya. dari 27 menteri, 16 orang dari partainya, anc.…