Mengenang Sujoyono: Dari Jiwa ... ; Mengenang, Dari Jiwa Yang Tampak
Edisi: 30/16 / Tanggal : 1986-09-20 / Halaman : 61 / Rubrik : SR / Penulis :
PADA usia 36, dari Trisno Sumardjo (sastrawan, pelukis, dan kritikus) ia meerima sebutan "Bapak Seni Lukis Indonesia Baru". Gelar ini ternyata melekat terus padanya: orang menganggapnya layak. Pemerintah menghargai jasanya dengan memberikan Anugerah Seni, pada tahun 1970. Dan sekarang, lima bulan setelah meninggalnya, Duta Fine Arts Gallery di Jakarta mengenangnya dengan sebuah pameran retrospektif. Tidak kurang dari 109 buah karyanya -- yang tertua bertarikh 1937, dan yang termuda, tidak sempat selesai dibuat tahun 1986 -- dipajang selama sebulan, sejak awal September lalu.
S. Sudjojono, alias SS 101, tersohor dengan dalilnya "seni ialah jiwa tampak" yang ia canangkan pada tahun 40-an. Watak, suasana hati, dan emosi pelukis mesti kelihatan pada bekas tangannya, khususnya pada tarikan garis dan sapuan kuas. Tidak heran jika dalam galeri Duta, dari ruangan ke ruangan kita melihat garis dinamis dan sapuan bersemangat merajai pandangan. Manusia dan masyarakat menduduki tempat utama dalam estetika Sudjojono. Maka, potret dan lukisan bertema kemasyarakatan (jenis terakhir ini tidak menonjol dalam pameran) merupakan jumlah yang penting dalam seluruh karyanya. Tidak berarti Sudjojono tidak berubahubah sejak awal. Seni lukisnya telah menempuh perjalanan yang cukup menarik.
Sudah sejak masa awal -- ketika ia membentuk dan menggerakkan Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) -- Sudjojono memberikan peran penting kepada "bekas tangan" dalam karyanya. Kita berterima kasih kepada Duta yang telah menampilkan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…