Koneksi Qadhafi

Edisi: 33/16 / Tanggal : 1986-10-11 / Halaman : 37 / Rubrik : SEL / Penulis :


NAMA Edwin P. Wilson mendadak termasyhur -- pada 1981. Pers dunia menggambarkan bekas agen CIA itu sebagai tokoh yang mengabdikan diri kepada Kolonel Muammar Qaddafi, yang di mata pemerintah Amerika Serikat dipandang sebagai diktator dan biang kerok terorisme internasional.

Dalam bingkai ini, Wilson tampil sebagai potret sosok misterius, semacam "Gatsby yang Besar" dari dunia spionase. "Bagi saya, yang terutama menarik ialah bahwa Wilson memiliki tanah perkebunan yang luas, di daerah perburuan yang penuh gaya dibagian utara Virginia," tulis Peter Maas dalam bukunya Manhunt, yang terbit Mei lalu. Peter Maas terkenal oleh dua di antara beberapa bukunya, The Valachi Papers dan Serpico.

Tanah perkebunan itu memang menjadi penting, karena ia berbatasan dengan sejumlah tetangga yang tak bisa diremehkan. Misalnya tycoon Paul Mellon, senator Virginia John Warner, Elizabeth Taylor (yang notabene pernah menjadi istri sang senator), dan Jack Kent Cooke, multijutawan dan pemilik Washington Redskins.

Wilson memperoleh tanah perkebunan itu semasa bertugas pada dinas rahasia Amerika Serikat, dan inilah yang membuat Peter Maas terbingung-bingung. Soalnya, penulis ini mafhum, skala gaji CIA sama belaka dengan yang berlaku di departemen dan lembaga lain pemerintah Federal. Artinya, tidak terlalu hebatlah.

"Sepuluh tahun sebelumnya, saya mulai menulis Serpico, cerita tentang opsir pemberani yang membuka jaringan korupsi di Kepolisian New York," tulis Peter Maas. Pada masa itu, seorang polisi yang tiba-tiba membeli rumah dengan kolam renang atau lapangan tenis di daerah pinggiran sudah menimbulkan syakwasangka. Paling tidak, polisi itu sudah layak dihadapkan pada sejumlah pertanyaan.

Menurut cerita yang beredar, kekayaan bersih Wilson meliputi lebih dari US$ 15 juta, termasuk sekitar US$ 1 juta dalam bentuk rekening bank di Swiss, serta sebagian lagi dalam bentuk emas Afrika Selatan. Anehnya, tidak seorang pun di dalam lingkaran yang gelap, peka, dan sadar sekuriti tempat Wilson bergerak itu -- yang pernah memikirkan bagaimana jumlah kekayaan yang fantastis ini bisa menjadi mungkin bagi seorang anggota dinas rahasia Amerika.

CIA sendiri tetap bungkam mengenai sebagian besar masa silam Wilson. Baru setelah nama itu susul-menyusul mengisi kepala-kepala berita di dalam surat-surat kabar Amerika, dengan tidak lupa mengaitkannya pada CIA, muncullah cerita lain, yang diungkapkan oleh sumber-sumber inteligen yang tidak bersedia menyebutkan namanya. Cerita itu sendiri mula-mula mengisi media massa, kemudian terangkum dalam sebuah buku yang ditulis Joseph C. Goulden, seorang pengarang Washington.

Di dalam cerita baru itu, Wilson dilukiskan sebagai pemain pinggiran, dengan jabatan rendah dalam bentuk kontrak kerja yang diperbarui tiap dua tahun sekali. Diungkapkan pula, sudah lama dia diketahui sebagai agen yang brengsek, bahkan sebetulnya dia sudah didepak keluar dari dinas rahasia itu.

"Ketika saya memulai riset untuk menulis Mano hunt, tentang pengejaran dan penangkapan Wilson, yang tatkala itu sudah menjadi buron internasional, penting sekali untuk mengetahui peranannya yang sesungguhnya di dalam CIA," tulis Peter Maas. Dengan pengetahuan itu, terbuka peluang untuk menyingkapkan berbagai hal lain, misalnya kedudukan dan kepangkatannya, cara-cara operasinya, kenudian menarik kesimpulan penting: bagaimana hubungan Wilson dengan CIA dalam kegiatan teroris ang kemudian menyebabkan tokoh misterius itu dipasung. Terjadikah gerangan semacam persekutuan? Atau semata-mata penyelewengan biasa?

"Wilson ternyata bukan tokoh sembarangan," demikian kesimpulan Peter Maas. Dia adalah agen yang sangat bernilai, dan dia meninggalkan CIA bukan lantaran dipecat, melainkan lebih banyak arena kemauannya sendiri. Masih ada fakta lain yang mengejutkan: bahwa untuk jangka waktu yang panjang, baik CIA maupun FBI mengetahui secara gamblang sepak terjang Wilson di Libya, dan bahwa kedua lembaga mata-mata itu tidak melakukan sesuatu pun untuk menghentikan dia.

Justru, bukan cuma tiadanya usaha menghambat kegiatannya, bahkan Wilson dibantu oleh tradisi dan prosedur masyarakat inteligen empat dia terlibat secara intens. Sebelum bergabung dengan CIA, Wilson memang sudah menggemari "ilmu" gelap-menggelapkan. Di lembaga intel itulah ia kemudian menjadi canggih dengan berbagai akal-akalan lain yang lebih mengesanan. Misalnya, menyamarkan sebuah operasi paramiliter, seni memalsukan dokumen, mendirikan perusahaan bohong-bohongan, atau memindahkan dana melalui sistem perbankan internasional sehingga "perjalanan" dana itu tidak bisa ditelusuri.

* * *

Edwin Wilson lahir di tengah sebuah keluarga yang papa di Idaho, 1928. Ketika duduk di bangku SLTA, ia menjadi anggota Future Farmers of America (Para Petani Masa Depan merika). Dalam usia belasan tahun, ia sudah berlayar di Lautan Teduh, sebagai kelasi di sebuah kapal dagang. Ia kemudian meneruskan pendidikan di Universitas Portland, sebuah perguruan tinggi Katolik yang diasuh oleh ordo Salib Suci. Di universitas inilah ia berkenalan dengan "kebudayaan".

Sebagai seorang letnan Korps Marinir, ia menginjakkan kaki di Korea tatkala negeri itu sudah usai berperang. Ketika memimpin patroli di zone demiliterisasi, ia mengalami kecelakaan sehingga lututnya cedera berat, dan ia dikeluarkan dari dinas diserasi catatan: sepuluh persen karena fisiknya.

Di dalam pesawat terbang Angkatan Laut yang membawa dia ke Washington, Wilson menceritakan pengalamannya kepada seorang penumpang sipil yang duduk di sebelahnya. Orang itu berkata, "Jika tidak ada harapan lagi di Korps Marinir, mengapa tidak mempertimbangkan CIA?" Dinas rahasia itu mungkin memerlukan orang seperti dia. Kemudian, penumpang sipil tadi, tanpa memperkenalkan dirinya sendiri, memberikan kepada Wilson sebuah nama dan sederet nomor telepon untuk dihubungi.

Mulailah berlangsung sebuah proses yang cepat sekali. Wilson diminta mengisi riwayat hidup. Ia pun menjalani tes psikologi dan berbagai tes lain. Ada pengusutan dan wawancara panjang dan mendalam. Kemudian, ia disuruh menunggu untuk masa yang menegangkan. Ada syarat pokok untuk diterima di dinas rahasia ini, yakni, calon memiliki "kepribadian dengan watak yang baik, integritas paling tinggi, memusuhi gagasan-gagasan komunis, dan setia terhadap Amerika Serikat". Akhirnya, ia dinyatakan lulus, dan secara resmi bergabung dengan CIA pada 27 Oktober 1955.

Pada awal 1956, ia ikut berdiri bersama para perwira CIA lainnya di pangkalan Angkatan Udara AS yang terpencil di gurun Nevada, di bagian utara Las Vegas, mendengarkan dengan khidmat wejangan Direktur CIA yang legendaris, Allen Dulles. Kepada para perwira ini, Dulles menyatakan bahwa mereka akan diberangkatkan untuk sebuah misi yang akan merevolusikan dinas rahasia ini secara keseluruhan, dan yang akan mengubah citra dinas ini untuk selamanya.

Sementara itu, di latar belakang pertemuan ini berdiri sejenis pesawat udara dengan sayap-sayap panjang dan seperti terkulai. Orang Rusia menjuluki pesawat ini Black Lady of Espionage. Dunia kemudian mengenalnya sebagai pesawat mata-mata U-2, yang mampu mengarungi angkasa tinggi, dan bagian perangkat yang sangat dirahasiakan CIA untuk waktu panjang.

Wilson diberi kepercayaan bertugas di Office of Security CIA. Di sini dia menjadi anggota detasemen khusus, terdiri dari 60 orang, yang dipercaya mengawal pesawat-pesawat terbang U-2 -- sekalian dengan para penerbang, awak lainnya, berikut keluarga mereka. Karena dia akan ditugasi di negeri seberang, Wilson juga menerima identitas palsu sebagai perwakilan Maritime Survey Associates, dengan alamat surat Boylston Street No. 80, Boston, Massachusetts.

Empat buah pesawat U-2 ditempatkan di dekat Adana, di pantai selatan Turki, dan Wilson dikirim bertugas ke sana. Di antara pilot yang harus diawasinya ada Francis Gary Powers, yang ditembak jatuh ketika melakukan tugas pengintaian di wilayah Uni Soviet, Mei 1960.

Pada Januari 1959, dalam suasana pengantin baru, Wilson dipindahtugaskan ke markas lapangan CIA di Washington. Di sini ia pernah dipercaya mengawal pembelot KGB, Kolonel Rudolf Abel -- kelak, pembelot itu dianggap sebagai satu di antara spion Rusia terpenting yang pernah diperoleh pemerintah Amerika Serikat. Spion KGB itu, beberapa lama kemudian, dipulangkan ke Uni Soviet sebagai ganti Gary Powers, pilot U-2 tadi.

Lalu datanglah suatu masa, ketika CIA menjadi rajin" membukai surat-surat pribadi, dan menyadap pembicaraan telepon. "Operasi" tak terpuji ini dilancarkan dalam skala besar, dan dengan mengerahkan tenaga pilihan, termasuk Wilson. Pada suatu hari, ia "bertugas" menyadap pembicaraan telepon ahli luar negeri majalah Newsweek. Tiba-tiba, Wilson sadar bahwa ia sedang mendengar suara Wakil Presiden (waktu itu) Richard M. Nixon di seberang sana. Pulang ke rumah, ia bercerita kepada isrinya, "Engkau tak akan pernah membayangkan, pembicaraan siapa yang kusadap hari ini."

Pernah diberitakan, Wilson juga memainkan peranan dalam invasi Amerika Serikat yang gagal ke Teluk Babi, Kuba. Ketika peristiwa itu terjadi, ia sedang menyamar sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu di jurusan hubungan-hubungan industri dan tenaga kerja, Universitas Cornell. Seseorang dengan ambisi seperti dia segera bisa membaca situasi: office of security merupakan tempat yang paling tidak punya hari depan. Dia lalu berusaha, dan berhasil. Wilson dipindahkan ke bagian pelayanan urusan terselubung, di bawah pimpinan tokoh CIA yang termasyhur, Cord Meyer. Bagian ini mengoperasikan divisi organisasi-organisasi internasional, yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…