Harga Minyak Jatuh, Bagaimana ... ; Skenario Suram Menjelang 1 April

Edisi: 49/15 / Tanggal : 1986-02-01 / Halaman : 64 / Rubrik : EB / Penulis :


APA yang akan terjadi? Tiba-tiba, sejarah ekonomi dunia (termasuk Indonesia) seakan-akan memasuki babak baru -- dengan kecerahan dan kesuramannya. Uang hasil minyak bumi yang pernah melangit gemerlapan seperti kembang api, pekan lalu mendadak merosot begitu cepat.

Bahwa harga minyak bumi cenderung turun semua sudah tahu. Tapi, rasanya, tak ada yang menduga kalau harga minyak Brent dari Laut Utara, pekan lalu, terguling-guling dari US$ 26 sampai US$ 17 per barel.

Rasa waswas kemudian muncul setelah para pengilang minyak di Jepang, pasar utama Pertamina selama ini, memborong Brent dalam jumlah besar untuk kebutuhan Februari sampai Mei.

Dalam jangka pendek, pembelian besar-besaran minyak ringan Brent itu mungkin memang tak akan menciutkan porsi minyak Indonesia di sana. Kalaupun sasaran penerimaan pajak perseroan (PPs) migas 1985-1986 sedikit lebih rendah dari Rp 11.160 milyar (lihat Grafik), maka boleh jadi situasi itu belum cukup untuk memaksa perlunya sebuah tindakan devaluasi terbuka dilakukan. Manfaat tindakan itu bagi usaha ekspor juga kecil, mengingat harga pelbagai komoditi nonmigas, sedang jatuh.

Tapi bagaimana dengan RAPBN 1986--1987, yang disusun dengan asumsi harga minyak sepanjang tahun fiskal itu rata-rata bertahan US$ 25 per barel? Bisakah sasaran PPs Migas sebesar Rp 9.738 milyar, yang dibuat sudah lebih kecil hampir 13% dibandingkan tahun berjalan, akan tercapai? Persoalan berat yang dihadapi di rumah itu, tentu, akan membayangi Menteri Pertambangan dan Energi Prof. Subroto dalam pertemuan sepuluh mata di Jenewa, 3 Februari depan, dalam Panitia Riset OPEC.

Di situ, lima menteri perminyakan OPEC akan mendiskusikan perlu tidaknya mengubah kuota produksi resmi yang sekarang 16 juta barel -- sekalipun produksi nyata 13 anggotanya sekarang pukul rata sudah mencapai 18,5 juta barel sehari. Makin jatuhnya harga minyak Brent jelas juga akan dibahas. "Brent yang menurun itu memang terasa sekali efeknya di pasar Eropa dan Amerika," kata Menteri Subroto kepada wartawan TEMPO Yulia S. Madjid. Dan dengan mencoba bersuara…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14

Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…

S
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14

Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…

S
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14

Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…