Dari Fatwa Sampai Live Aid
Edisi: 45/15 / Tanggal : 1986-01-04 / Halaman : 12 / Rubrik : NAS / Penulis :
DIALAH Dubes AS yang paling sering berkeliling selama bertugas tiga tahun di Indonesia. Tunjuk saja provinsi mana yang tak dikunjungi John H. Holdridge, 61, bersama istrinya, Martha. "Cuma Tim-Tim yang belum," katanya ketika menerima wartawan TEMPO Fikri Jufri dan Bambang Harymurti, pekan lalu di kantornya. Tinggi besar, hampir dua meter, lulusan Akademi Militer West Point yang biasa dipanggil Big John oleh teman-temannya punya rencana tersendiri setelah resmi pensiun: kembali ke Amerika dan berceramah tentang Indonesia. "Negeri Anda sangat stabil dan bersatu," katanya.
Beberapa kritik melihat stabilitas itu akan terganggu dengan ekonomi yang makin sulit di tahun 1986. Tapi Dubes Holdridge berpendapat lain, seperti dikemukakan dalam wawancara satu jam. Beberapa petikan:
"Tentu semua harus mengakui ekonomi Indonesia lebih berat dibandingkan tiga tahun lalu. Ketika saya tiba, harga minyak masih 34 dolar sebareL Kini harganya sempat jatuh sampai 21 dolar. Tapi saya telah menyaksikan selama tiga tahun itu upaya keras pemerintah Indonesia untuk mengimbangi kesulitan dana akibat jatuhnya harga minyak: Devaluasi rupiah, penundaan berbagai proyek besar, deregulasi perbankan, dan serentetan tindakan lain. Yang ingin saya katakan di sini: Semua tindakan itu adalah atas inisiatif pemerintah Indonesia sendiri. Jadi, bukan atas desakan lembaga IMF atau Bank Dunia.
Tingkat pertumbuhan tahun 1985 ini saya kira memang akan lebih sulit dibandingkan tahun 1984 yang mencapai 4%. Semua orang memperingatkan saya akan terjadi pengetatan anggaran yang akan disampaikan Presiden Soeharto pada 6 Januari."
Sekalipun ada pengeboman di sana-sini,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?