Pilihan Lain: Pendidikan Di Rumah
Edisi: 45/15 / Tanggal : 1986-01-04 / Halaman : 20 / Rubrik : PDK / Penulis :
DI sebuah rumah sederhana tapi penuh buku, di kawasan Sukaluyu, Bandung, Kamis sore dua pekan lalu. Kanti, 7, membaca buku berbahasa Inggris sambil berbaring di lantai ruang tamu. Adiknya, Ipu, 5 1/2, juga asyik dengan bukunya sendiri. Sikap anak anak itu begitu bebas, tak terganggu dengan adanya Didi Sunardi, wartawan TEMPO yang sedang mewawancarai ayah mereka di ruang itu juga. Sekali-sekali, Kanti atau Ipu berteriak menanyakan sesuatu yang tak mereka ketahui kepada ayahnya. Dan Aldy Anwar, 49, dengan suaranya yang kecil, pelan, tapi Jelas menerangkan soal yang ditanyakan.
Sepintas keluarga ini tak bedanya dengan keluarga-keluarga kelas menengah Indonesia yang lain. Tapi, tahukah Anda bahwa Kanti dan Ipu sama sekali belum pernah duduk di bangku sekolah? Dan yang mereka baca adalah buku-buku yang mestinya baru dipahami murid SMA? Itulah, ketika mereka tampil dalam seminar "Perlindungan Hak-Hak Anak" - di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum, Jakarta, 10 Desember lalu - jadi pusat perhatian. Kedua anak itu lancar menjawab pertanyaan hadirin, bahkan mengesankan seorang yang sudah biasa dengan diskusi. Kanti menolak seorang hadirin yang memintanya menceritakan salah satu dongeng Andersen - kisah-kisah yang umumnya disukai anak-anak di seluruh dunia. Cewek kecil ini malahan menawarkan untuk berkisah tentang komet saja.
Di tengah kritik terhadap mutu sekolah, Aldy Anwar, anak bungsu seorang dokter, menawarkan alternatif yang lain: mendidik sendiri anak-anaknya. Dan ini tampaknya sudah direncanakannya, ketika ia menikah dengan Beryl C. Syamwil, 34, sarjana Seni Rupa ITB, pada 1978. Pada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…