Rizal

Edisi: 51/15 / Tanggal : 1986-02-15 / Halaman : 15 / Rubrik : CTP / Penulis : MOHAMAD, GUNAWAN


"APA gunanya kemerdekaan, bila para budak yang hidup ini hari akan jadi tiran di hari esok?"

Pertanyaan itu diucapkan Padri Florentino, salah satu tokoh dalam novel El Filibusterismo, yang ditulis Jose Rizal di tahun 1891. Seluruh kisah itu, konon, menyiratkan api yang sudah membayang dalam sekam: Rizal, yang kemudian jadi pahlawan Filipina, telah memutuskan untuk memilih jalan pembebasan dari Spanyol. Tapi pada saat yang sama Rizal juga ragu, apakah jadinya Filipina kelak, setelah orang-orang Spanyol ditendang dengan keras dan orang bumiputra memerintah sehabis revolusi selesai membantai.

Memang bisa dikatakan, Rizal yang ragu bukanlah Rizal yang layak jadi pejuang. Ia cendekiawan yang terdidik di Eropa dan datang dari golongan ilustrados yang berpunya. Pada akhirnya memang orang semacam itu tak dapat teramat diharap untuk mengorbankan dunianya yang manis. Alam merdeka penuh risiko, apalagi setelah harus melalui api,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…