Pak Comblang Spionase

Edisi: 04/16 / Tanggal : 1986-03-22 / Halaman : 35 / Rubrik : SEL / Penulis :


PERTUKARAN mata-mata melalui Tembok Berlin rupanya, seperti yang dipublikasikan belum lama ini, sebenarnya sudah lama menjadi kegiatan diam-diam. Biasanya dilakukan di tengah malam buta ketika butir-butir salju turun menumpuk di dekat lingkaran cahaya kuning lampulampu penerangan, sedangkan orang-orang tak dikenal berdiri menahan dingin yang menggigit. Bagi Dr. Wolfgang Vogel yang menghabiskan hampir tiga tahun perundingan bagi barter mata-mata paling besar yang pernah dilakukan antara Timur dan Barat, peristiwa demi peristiwa lebih dari sekadar aksi cari nama.

Tukar-menukar direncanakan pada siang yang cerah akhir Juni tahun lalu di Glienicker Brucke, titik perlintasan yang biasanya hanya digunakan pasukan Sekutu. Pada jam yang telah ditentukan, Dr. Vogel muncul dalam setelan cokelat kekuning-kuningan, keluar dengan langkah panjang-panjang menuju ke tengah jembatan, senyam-senyum, berjabatan tangan dengan Richard Burt, pejabat senior deparlu yang telah menjadi dubes AS untuk Jerman Barat.

Memerlukan hanya 90 menit untuk mempersiapkan ini-itu: 23 orang, sebagian besar orang Jerman, menjadi mata-mata Amerika di belakang Tirai Besi, kini kembali ke alam bebas di Barat. Empat orang yang dituduh melakukan aktivitas spionase bagi komunis di AS, di antaranya Alice Michelsen yang telah mulai hukuman 10 tahun pada 12 bulan sebelumnya, disambut Vogel dengan hangat. Orang-orang pada percaya, Vogel mengundang sang dubes tertunjuk melintas batas untuk santap siang di restoran Markishen, Hotel Palast. Toh di tempat itu, yang kata orang, santapannya tidaklah berselera tinggi -- haute cuisine -- adalah tempat "konsentrasi para cabo dan kaum spion di klub malam".

Selama masa tugas, Wolfgang Vogel, 61, doktor hukum honoris causa, pemegang Bintang Jasa Kelas I Jerman Barat, pialang mata-mata tak resmi bagi setiap pemerintah yang merasa pada suatu hari ingin memperoleh kembali mata-matanya yang tertangkap. Dari kantor bersahaja di sebuah vila beton hijau di Friedrichsfelde, Berlin Timur pinggiran, Vogel telah menjadi pusat hampir semua tukar-menukar penting mata-mata selama 25 tahun. Buku kasusnya dibaca bagaikan selembar daftar panggilan spionase modern, dimulai dengan meningginya suhu Perang Dingin yang memerangkap Francis Gary Powers, penerbang pesawat mata-mata U-2 AS yang ditembak jatuh di atas wilayah Uni Soviet. Nah, si Francis ini yang ditukar pada tempat yang sama, Glienicker Brucke, dengan empu spion KGB yang tercuriga, Kolonel Rudolph Abel.

Sebagai bekas pengacara sipil, Vogel membayang-bayangi dunia spionase secara wajar-wajar saja. Dalam kasus Powers-Abel yang menegangkan urat saraf itu, seorang ahli hukum bernama James Donovan bekerja sama erat dengan Vogel. Pada suatu saat yang cukup mengkhawatirkan, Vogel mengedipkan matanya dan dengan jempolnya memberikan isyarat di punggung seorang pejabat hankam senior, lalu membisikkan nicht zuruckgehen "jangan mundur".…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…