Era Roket Terorisme Jepang
Edisi: 13/16 / Tanggal : 1986-05-24 / Halaman : 18 / Rubrik : NAS / Penulis :
ANDAI kata pernyataan bertanggung jawab atas pengeboman dan peroketan di Jakarta, pekan silam, dikeluarkan oleh kelompok Chukakuha, sebuah kelompok ekstrem kiri Jepang, misteri teror itu barangkali lebih mudah dilacak. Chukakuha, kelompok ekstrem yang kini paling ditakuti di Jepang, belum lama berselang telah mengaku melakukan pengeboman atas Kedutaan Besar Kanada di Jepang dan Wisma Tamu Negara Akasaka di Tokyo ketika Konperensi Tingkat Tinggi tujuh negara industri terkemuka - KTT Tokyo berlangsung. Teknik yang digunakan sangat mirip: roket! Lima roket yang dikirim gagal mencapai sasaran, dan juga tak ada korban yang jatuh.
Seperti di Jakarta, roket ditembakkan dari sebuah gedung bertingkat. Tapi, di Tokyo, berdasar penelitian polisi, aksi dipersiapkan lebih matang dan sedikit lebih canggih. Roket-roket itu diluncurkan dari jarak 2 kilometer lebih. Gedung yang digunakan, rumah susun yang terletak di Distrik Shiniuku. terletak 2.5 kilometer dari Wisma Tamu Negara, dan sekitar 3,5 kilometer dari Kedubes Kanada. Jarak-jarak ini tergolong istimewa bagi polisi Tokyo, dan sama sekali di luar perkiraan. Mengapa?
Menjelang KTT, polisi sudah bersiap-siap menghadapi kemungkinan penembakan roket-roket gelap. Setelah memperkirakan kapasitas roket para teroris, 15.000 polisi Tokyo dikerahkan "membersihkan" radius 2 kilometer di sekitar Wisma Tamu Negara. Sekitar 50.000 rumah dan gedung digeledah dan dijaga siang malam guna mencegah kemungkinan pemasangan alat peluncur roket.
Ketika polisi sibuk menggeledah, awal Maret lalu, para teroris juga sibuk memasang basis roket. Seorang penghuni rumah susun di Shiniuku itu memberikan kesaksian, sekelompok pekerja masuk ke apartemen di lantai empat. Mereka mengaku penjaja alat-alat kebersihan. Selang sepekan, sebuah mobil pikap datang membawa semacam peralatan besar dalam keadaan terbungkus. Lalu terdengarlah suara bor listrik menderu. Ternyata, kala itulah peluncur roket yang dilengkapi alat pengatur waktu, hingga peluncuran roket bisa diatur dan bekerja otomatis, dipancangkan ke lantai beton apartemen.
Tanggal 4 Mei, beberapa menit sebelum Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan tiba di Wisma Tamu Negara, salah satu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?