Herinneringen Tentang Monyet-monyet
Edisi: 13/16 / Tanggal : 1986-05-24 / Halaman : 20 / Rubrik : CTP / Penulis : MOHAMAD, GUNAWAN
SURABAYA, tahun 1902. Hotel Simpang.
Ahmad Djajadiningrat, bupati Serang yang sedang berkeliling Jawa, menginap di hotel terkemuka itu. Suatu malam ia masuk ke ruang makan, agak telat. Meja-meja telah terisi. Ahmad Djajadiningrat yang mengenakan kain, jas model Jawa, destar serta selop sebagaimana umumnya bupati zaman itu - dengan tenang mengambil satu tempat duduk.
Tiba-tiba di belakangnya terdengar seseorang bicara dalam bahasa Belanda: "Wat is dat voor een aap?" Monyet macam apa itu? Bangsawan tinggi Jawa Barat yang berwajah tampan itu cuma diam. Tapi cemooh tak berhenti. Ketika sang bupati mulai makan (tentu saja dengan sendok dan garpu), suara itu terdengar lagi: "Lihat, lihat, dia makan dengan sendok dan garpu." Dan ketika Djajadiningrat memesan anggur, karena di Surabaya waktu itu ada wabah kolera, suara yang sama kembali menyeletuk, "Waduh, dia minum anggur!"
Adegan itu, yang diingat kembali oleh Pangeran Ana Ahmad DiaJadiningrat dalam Herinneringen-nya yang terbit di tahun 1936, bukan sebuah cerita kebetulan. Zaman memang telah memasuki abad ke-20, tapi di koloni Belanda di Hindia Timur itu, orangorang putih dari Utara (seperti yang di Afrika Selatan kini) tetap mengetawakan dua hal sekaligus: Yang pertama, orang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Xu
1994-05-14Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…
Zlata
1994-04-16Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…
Zhirinovsky
1994-02-05Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…