Menyelamatkan Kaki Polisi

Edisi: 14/16 / Tanggal : 1986-05-31 / Halaman : 24 / Rubrik : KRI / Penulis :


DI mana kaki polisi? Satu di rumah sakit atau kuburan, satu lagi di penjara. Yang pertama mengundang pujian, yang kedua mendatangkan kritik. Untuk mengurangi kritik itulah Letkol Muharsipin, Kapoltabes Medan, belum lama ini membatasi penggunaan pistol oleh bintara polisi ke bawah. Pasalnya, sebagian polisi yang harus masuk penjara, menurut Muharsipin, karena mereka salah tembak.

Contoh terbaru, dua pekan lalu, Bharatu Iwat dijatuhi hukuman 4 bulan penjara dan dipecat sebagai polisi oleh Mahkamah Militer Medan. Ceritanya, suatu hari ia menerima telepon bahwa di Jalan Sutrisno, Gang Aman, Medan, ada perjudian. Bersama rekannya Kopda M.H. Perangin-angin dan Kopda Irwansyah, ia meluncur ke sasaran.

Benar, info itu tak salah. Lalu Iwat melepas tembakan. Pelurunya mengenai paha dan telapak kaki Suherman, 22, sampai cacat. Peluru berikutnya, mengenai perut Muchtar sampai tewas. Muchtar konon residivis, tapi Suherman bukan. Saat ada penggerebekan, secara kebetulan lelaki itu berada di sana.

Kopda Irwansyah cukup bisa menahan diri. Dalam penggerebekan judi tahun lalu itu, ia…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

G
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14

Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…

S
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14

Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…

K
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16

Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…